Maenpo Cikalong, Bela Diri Cianjur Dalam Tantangan Zaman
Salah satu seni bela diri yang menghadapi zaman saat ini tersebut adalah Maenpo Cikalong, seni bela diri khas Cianjur yang telah bertahan meski sulit berkembang di tanah asalnya.
Maenpo Cikalong, sejenis silat tradisional, telah menyebar luas di luar Cianjur. Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan bahkan negara seperti Perancis menjadi tempat perkembangannya yang pesat.
Sayangnya, di Cianjur sendiri perkembangannya terbilang lambat. Azis Asyari, seorang pelestari Maenpo Cikalong, mengakui bahwa tantangan tersebut merupakan realita yang dihadapi.
Azis menjelaskan bahwa alasan utama perkembangan Maenpo Cikalong terhambat di Cianjur adalah fokus penyebarannya yang lebih diarahkan ke luar wilayah.
Meskipun demikian, Azis tidak patah semangat. Ia merasa perlu untuk menguatkan kembali Maenpo Cikalong di tanah asalnya dan mulai melatih generasi muda sebagai penerus seni bela diri tersebut.
Melatih penerus Maenpo Cikalong bukanlah tugas yang mudah. Azis sadar bahwa minat masyarakat sulit diprediksi.
Namun, ia tetap optimistis bahwa dengan memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk belajar terlebih dahulu, langkah awal telah diambil.
Ia saat ini membina sejumlah pelajar sekolah dasar yang dilatih menjadi calon penerus Maenpo Cikalong. Azis berkeyakinan bahwa sensitivitas dalam permainan adalah hal penting yang harus dikuasai oleh pesilat Maenpo.
Proses belajar dan membudayakan seni bela diri memang memerlukan waktu dan kesabaran. Azis terus mencari individu-individu yang tertarik dan peduli pada budaya lokal mereka sendiri.
Meskipun terkesan terlambat, Azis meyakini bahwa langkah-langkah yang diambilnya sudah tepat, karena yang terpenting adalah memulai.
Maenpo Cikalong memiliki karakteristik yang unik. Azis menjelaskan bahwa Maenpo Cikalong tidak akan berkembang menjadi perguruan bela diri besar seperti yang lainnya.
Hal ini disebabkan karena Maenpo Cikalong lebih mengandalkan rasa daripada kekuatan fisik.
Banyak orang yang kurang tertarik memperdalam seni bela diri dengan aspek rasa ini.
Azis tidak merasa kecewa dengan situasi tersebut, sebaliknya, ia percaya bahwa Maenpo Cikalong tidak harus menjadi besar dalam hal jumlah pesilat, melainkan lebih pada kualitasnya.
Azis saat ini aktif dalam mengajar Maenpo Cikalong kepada generasi muda, dengan bantuan dua muridnya.
Proses pembelajaran dilakukan secara perorangan, karena Maenpo Cikalong memerlukan sentuhan fisik yang efektif dalam metode pengajarannya.
Azis menyebutkan bahwa sistem pembelajaran Maenpo Cikalong mirip dengan sistem multilevel marketing, di mana setiap pesilat yang belajar akan menjadi pengajar bagi orang lain, dan begitu seterusnya.
Sehingga seni bela diri ini dapat menyebar dengan sendirinya.
Pelestarian dan pembelajaran Maenpo Cikalong harus terus berjalan. Azis menggarisbawahi bahwa Maenpo Cikalong tidak memiliki batasan usia, dan siapa pun dapat mempelajarinya.
Bela diri ini menawarkan keindahan dan kekuatan yang dapat dihayati oleh semua orang.
Menghadapi berbagai tantangan dan keterbatasan, Maenpo Cikalong tetap tegar bertahan dalam budaya Cianjur.
Azis Asyari dan para penerusnya telah memilih untuk memperkuat dan membudayakan seni bela diri ini di tanah asalnya.
Dengan langkah awal yang diambil dan semangat pelestarian yang terus berkobar, harapan untuk pertumbuhan Maenpo Cikalong di masa depan tetap terjaga.