Mengenal Cianjur dari Berbagai Sudut

Cerita Menarik Dibalik “Pawai Kuda Kosong” Di Cianjur

0

Halo sahabat KUY …

Bagi kalian yang pernah atau melintas ke Kabupaten , pasti tidak asing dengan adanya patung kuda di persimpangan jalan.

Keberadaan patung kuda tersebut diresmikan pada Tahun 2018 oleh Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten .  Tugu seekor kuda dengan terdapat tulisan besar dibawahnya yaitu KUDA KOSONG, tepatnya berada di Jalan Raya Bandung KM. 4, Kecamatan Sukaluyu Kabupaten .

Titik tersebut merupakan pertemuan Jalan Raya Bandung dengan Jalan Transyogi. “Kuda Kosong” atau “pawai Kuda Kosong” merupakan salah satu budaya atau tradisi asli turun-temurun di Kabupaten .

Tradisi asli dari Kabupaten ini biasanya diadakan satu kali dalam setahun, yaitu pada perhelatan Hari Jadi (HJC).

Pawai kuda kodong pada perayaan Hari Jadi pelaksanaannya sering disatukan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Adapun maksud dari dilaksanakannya pawai kuda kosong yang sejak dulu selalu digelar yaitu untuk mengenang sejarah perjuangan para Bupati tempo dulu.

Sahabat KUY, tau ngak bagaimana cerita dari Kuda Kosong yang melegenda di seluruh warga Cianjur ?? …

Pawai Kuda Kosong bermula ketika Cianjur dipimpin oleh Bupati Pertama yaitu Raden Kanjeng Aria Wiratanudatar (Dalem Cianjur). Konon saat itu daerah kesundaan di bawah pimpinan raja Mataram dan Cianjur harus menyerahkan upeti ke Mataram.

Setelah berembuk, Dalem Cianjur mengirimkan perwakilan yaitu Aria Natadimanggala untuk menyerahkan upeti berupa 3 butir padi, 3 butir pedes (lada) dan 3 buah cabe rawit.

Setiap upeti yang diserahkan memiliki arti masing-masing dan Raja Mataram bisa memahami dan memberikan balasan berupa keris, kuda kerajaan dan juga pohon saparantu untuk dalem Cianjur.

Akhirnya kuda tersebut dibawa pulang ke Cianjur dengan dituntun, tidak ditunggangi karena Aria Natadimanggala begitu patuh dan sangat menghargai bahwa kuda tersebut diberikan sebagai hadiah untuk kakaknya (Dalem Cianjur).

Sesampainya di Cianjur, kuda tersebut diarak mengelilingi kota Cianjur dan menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Cianjur. Kuda tersebut pada saat dibawa dari Mataram ke Cianjur tidak ditunggangi maka kuda tersebut akhirnya disebut sebagai Kuda Kosong.

Makna Kuda Kosong oleh kebanyakan masyarakat Cianjur selalu dikaitkan dengan hal mistis atau gaib. Mereka memaknai Kuda Kosong ditunggangi oleh Eyang Suryakencana yang tak kasat mata.

Dari segi pendidikan, melalui Kuda Kosong dapat diambil pelajaran untuk menghormati orang yang lebih tua sebagaimana dicontohkan oleh Aria Natadimanggala yang tidak menunggangi kuda yang diperuntukkan bagi kakaknya.

Sementara dari segi filosofis, dapat dimaknai bahwa pada zaman dahulu para pemimpin sangat bijaksana dan mengerti apa yang dimaksudkan oleh pemimpin lainnya.

Hal ini terbukti dengan Raja Mataram yang paham mengenai filosofi dari upeti tersebut, begitupun sebaliknya. Dari segi religi dan sistem kepercayaan, pawai Kuda Kosong ini sempat dicekal karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama tertentu.

Pada perkembangannya, sepanjang dapat ditekankan bahwa Kuda Kosong tidak dikaitkan dengan sesuatu yang mistis dan mendekati musyrik, tradisi ini dapat kembali berlangsung.

Adapun peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam pawai Kuda Kosong terdiri atas aksesoris kuda yaitu penutup badan kuda, aksesoris kepala dan kaki, serta bunga wana-warni; payung untuk memayungi Bupati Cianjur dan memayungi kuda; pakaian penuntun kuda; dan perlengkapan para prajurit yang membawa upeti, keris, dan pohon saparantu.

Tahapan pelaksanaan pawai Kuda Kosong didahului dengan memandikan kuda menggunakan air yang berasal dari mata air Cikundul. Tahapan selanjutnya adalah berdoa agar pawai helaran Kuda Kosong keesokan harinya berjalan lancar.

Dewasa ini Pawai Kuda Kosong lebih mengedepankan aspek-aspek estetis yang bertujuan menarik minat para wisatawan untuk datang dan menyaksikan acara yang merupakan ciri khas daerah Cianjur ini.

Melalui upacara ini diharapkan masyarakat Cianjur senantiasa mengingat jasa-jasa para pendahulu mereka serta mengambil nilai-nilai positif yang telah diajarkan secara turun menurun.

Nah begitulah cerita di balik “Pawai Kuda Kosong” di Kabupaten Cianjur…..

Ketika pelaksanaan pawai, penonton dapat melihat  kuda dengan postur tubuh yang besar, dibalut dengan kain hijau. Kuda tersebut berjalan dengan dikawal dua orang berbaju putih.

Meskipun tidak ada orang yang menaiki kuda tersebut atau kosong, tetapi kuda ini berjalan seolah-olah sedang ditunggangi.

Ketika berjalan, kuda beberapa kali mengarahkan pandangan ke penonton. Kemudian, mengangguk dan menunduk layaknya memberi hormat.

Sebagai warga Kabupaten Cianjur tentunya kita harus bangga memiliki budaya atau tradisi yang sudah turun temurun dijaga dan dilestarikan.

Kita tahu dan faham bahwa Indonesia itu terdiri dari banyak pulau, yang menjadikannya kaya akan keberagaman suku, adat, dan kebudayaan.

Nah kesenian merupakan bagian penting dari kebudayaan berkaitan erat dengan sistem sosial masyarakat setempat.

Kesenian diartikan sebagai perilaku atau aktivitas yang dikembangkan oleh masyarakat melalui berbagai bentuk, serta memiliki estetika tersendiri.

Dan perwujudan dari kesenian tersebut salah satunya dapat dilihat dalam pawai Kuda Kosong di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.