Mengenal Cianjur dari Berbagai Sudut

Sejarah Wayang Lilingong, Pertunjukan Wayang Unik dari Cianjur

0

Dalam dunia seni pertunjukan wayang, tidak hanya wayang kulit atau wayang golek yang dikenal, tetapi ada juga jenis pertunjukan wayang yang unik bernama Wayang Lilingong dari .

Pertunjukan ini memiliki sejarah yang menarik dan jarang diketahui oleh banyak orang.

Wayang Lilingong memiliki asal-usulnya di , khususnya di kampung Pasir Gombong, desa Sukamanah, distrik Pacet.

Pertunjukan ini diperkenalkan oleh tiga orang pelarian dari Bali yang bernama Pa Kidin, Pa Kimin, dan Pa Rati pada masa pemerintahan Dalem Condre.

Mereka membawa serta keahlian dalam pertunjukan wayang dan membuatnya di .

Awalnya, mereka menggunakan bahan upih untuk membuat wayangnya, namun kemudian bupati memberikan bahan kulit kerbau sebagai penggantinya.

Setelah para pendiri pertunjukan Wayang Lilingong meninggal, pertunjukan ini dilanjutkan oleh generasi berikutnya.

Salah satu penggantinya adalah Boncel, kemudian digantikan oleh Amsiin, Emod, dan Arnawi.

Pertunjukan ini terus berkembang dan menjadi populer di .

Pertunjukan Wayang Lilingong menggunakan perlengkapan yang mirip dengan wayang kulit pada umumnya.

Layar yang digunakan memiliki tinggi sekitar satu jengkal dari kepala dalang dan ditempatkan sejauh satu jengkal lebih sedikit dari layar.

Alat musik yang digunakan terdiri dari kendang, gambang, rebab, dan gong bambu.

Lagu-lagu yang mengiringi pertunjukan ini terdiri dari tujuh lagu khusus untuk adegan-adegan tertentu.

Wayang Lilingong memiliki bentuk yang unik, dengan ornamen yang sederhana.

Warna yang digunakan untuk mewarnai wayang ini terbatas pada hitam, kuning, dan merah.

Karakter-karakter dalam pertunjukan ini memiliki perbedaan dalam bahasa yang digunakan.

Tokoh kesatria atau menak menggunakan bahasa Sunda campur Jawa dan Bali, sedangkan karakter buta atau raksasa menggunakan bahasa Sunda kasar.

Dalam pertunjukan Wayang Lilingong, persyaratan yang harus dipenuhi termasuk beras, ayam, kelapa, dan wewangian untuk pembakaran menyan.

Setelah memenuhi persyaratan tersebut, dalang memulai pertunjukan dengan merapalkan rajah dan mengisahkan lakon wayang yang telah ditentukan.

Wayang Lilingong memiliki sejumlah lakon, seperti Tambakan, Dermada, Wanda Giri, Mupu Kembang, Tigasan, Sinduraja, dan Ngaruat.

Setiap lakon memiliki cerita dan alur tersendiri yang disajikan dalam pertunjukan.

Pertunjukan Wayang Lilingong merupakan bagian dari kekayaan budaya yang perlu dilestarikan.

Pertunjukan ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengandung nilai sejarah dan kearifan lokal yang harus diapresiasi.

Dengan mempelajari dan memperkenalkan Wayang Lilingong, kita dapat lebih menghargai keanekaragaman seni budaya Indonesia.

Selain itu, kita juga harus menjaga warisan budaya yang berharga ini agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.

Leave A Reply

Your email address will not be published.