Peran Pemikiran Kiri Mahasiswa Sebagai Agent Of Change
CIANJUR – Dalam perjalanan panjang bangsa ini menuju kemerdekaan dan kemajuan, mahasiswa tidak hanya menjadi penonton, melainkan juga pelaku utama yang menggerakkan roda perubahan sosial dan politik. Dari zaman kolonial hingga masa kini, peran mahasiswa terus berkembang dan menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman.
Mengawali jejaknya pada awal abad ke-20, mahasiswa turut aktif dalam pergerakan Kebangkitan Nasional, seperti yang tercermin dari pendirian organisasi Budi Oetomo pada tahun 1908. Mahasiswa telah secara konsisten memberikan kontribusi yang luar biasa dan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Baca Juga:
Mereka tidak hanya menjadi penonton pasif, melainkan agen perubahan yang proaktif. Dalam menjalankan peran mereka, mahasiswa menampilkan tiga fungsi utama yang membedakan mereka: pertama, sebagai pembawa perubahan sosial dan pengontrol sosial; kedua, sebagai kekuatan moral dan penjaga nilai-nilai; dan ketiga, sebagai simpanan keberanian yang kokoh.
Ketika Indonesia akhirnya merdeka pada tahun 1945, peran mahasiswa semakin terlihat jelas dalam membangun fondasi negara baru. Mereka tidak hanya menjadi saksi sejarah, melainkan juga pelopor perubahan yang aktif dalam memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia. Bahkan, di era Orde Baru, ketika suara kritis dipadamkan, mahasiswa tetap menjadi penjaga kebenaran dan keadilan, seperti yang terjadi selama peristiwa Malari pada tahun 1974.
Baca Juga:
Peran Mahasiswa Dalam Aksi Demonstrasi ‘Ekspresi Idealisme Dan Agen Perubahan’
Titik balik terjadi pada tahun 1998 dengan lahirnya era Reformasi. Mahasiswa kembali berdiri di garis depan, menuntut reformasi demokratis dan transparansi pemerintahan. Mereka tidak hanya menjadi peserta dalam sejarah, melainkan penggerak utama di balik perubahan yang membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Namun, dalam menghadapi tantangan masa kini, pemikiran kiri menjadi relevan untuk direnungkan oleh sebagian mahasiswa. Organisasi kiri memperjuangkan hak-hak kaum terpinggir dalam masyarakat, seperti buruh, petani, dan kaum miskin di perkotaan. Mereka menegaskan bahwa keadilan hanya bisa terwujud dengan menghapus sistem yang memiskinkan banyak orang untuk keuntungan sekelompok kecil.
Kelas pekerja, menurut pandangan organisasi kiri, harus diberdayakan untuk mengambil alih kekuasaan ekonomi dan politik. Di tengah jurang sosial yang semakin melebar antara kelas pemodal dan pekerja, mahasiswa memegang peran penting dalam mendorong kesadaran akan ketidakadilan ini dan mengajukan solusi yang inklusif bagi masyarakat.
Sehingga, dengan memahami sejarah. Peran pemikiran kiri untuk para mahasiswa juga menjadi dorongan besar untuk merealisasikan Agen perubahan yang memperjuangkan: Keadilan sosial, Kesejahteraan masyarakat dan semangat dalam membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih adil dan makmur.
[…] Peran Pemikiran Kiri Mahasiswa Sebagai Agent Of Change […]