Mengenal Cianjur dari Berbagai Sudut

Mengenal Terowongan Lampegan Cianjur Bagian Kesatu

1

Penulis : E.D Jenura

Seiring dengan meningkatkanya popularitas situs megalitikum Gunung Padang sebagai destinasi , nama Terowongan Lampegan pun ikut terangkat.

Ini dikarenakan tak sedikit wisatawan Gunung Padang yang datang dengan memakai jasa angkutan kereta api jurusan Bogor-Sukabumi- (KA Pangrango disambung dengan KA Siliwangi).

Mau tak mau, para wisatawan ini harus turun di Halte Lampegan sebelum melanjutkan perjalanan menuju Gunung Padang yang hanya berjarak sekitar 7-8 kilometer dari stasiun.

Namun, masih banyak wisatawan bahkan warga Cianjur yang belum tahu bahwa Lampegan adalah sebuah halte serta terowongan bersejarah yang banyak tercatat dalam berita-berta surat kabar jaman kolonial.

Salah seorang wisatawan bernama Pipin dari Jakarta, misalnya, hanya memberikan tinjauan kering dalam situs Trip Advisor mengenai Halte Lampegan.

“Hanya singgah dua menit dalam perjalanan ke Gunung Padang. Tak banyak yang bisa dilihat di sini (Lampegan, Red). Hanya terowongan dan stasiun kecil,” ujar Pipin.

Sebaliknya, seorang wisatawan pemilik akun Cleydog123 asal Brisbane, Australia, malah memberikan tinjauan antusias saat singgah di Lampegan pada Agustus 2015.

“Renovassi sejarah yang menarik, terowongannya berhubungan dengan banyak kisah di jaman kolonial,” kata dia.

Ya, Lampegan memang memiliki nilai historis. Halte dan terowongan kereta yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini adalah terowongan tertua di Jawa (dan mungkin di Indonesia), sesuai dengan tahun pembuatan (1879-1882) yang tertera pada bagian atas terowongan.

Sebuah artikel di surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie tanggal 25 November 1915 memastikan hal ini. Dalam artikel berjudul “Sepuluh Terowongan di Jawa” tersebut dinyatakan:

“Dengan dibangunna jalur Cirebon-Kroya dan Banjar-Parigi, jumlah terowongan di Jawa jadi berlipat, dari 5 menjadi 10.

Terowongan tertua adalah Lampegan (pemberhentian menuju Sukabumi) yang tebing-tebingnya merupakan bagian dari perkebunan teh Gunung Kencana dan lahan pertanian Lampegan.”

Selain sebagai terowongan tertua di Indonesia, Lampegan juga memiliki banyak kisah menarik lainnya yang bernilai historis, misalnya tentang konstruksinya, mitos Nyi Sadea, simpang-siur mengenai asal-usul nama Lampegan, artikel perjalanan bangsa Belanda di Cianjur, serta peranan Lampegan dalam perjuangan kemerdekaan bangsa.*

1 Comment
  1. […] Baca Juga: Sejarah Terowongan Lampegan Bagian Kesatu […]

Leave A Reply

Your email address will not be published.