Mengenal Cianjur dari Berbagai Sudut

Analisis Lalu Lintas Menunjukkan Tingkat Kepadatan Tinggi di Kabupaten Cianjur

0

Dalam upaya untuk memahami dan mengelola lalu lintas yang semakin kompleks, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten telah melakukan survei menggunakan Metode Traffic Counting (TC).

Metode ini melibatkan penghitungan, pencacahan, dan klasifikasi kendaraan yang melintas pada suatu ruas dalam rentang waktu tertentu.

Hasil dari survei ini memberikan gambaran yang jelas tentang karakteristik lalu lintas, komposisi kendaraan, serta kinerja lalu lintas di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Bidang Lalulintas Dishub Kabupaten , Iman Saepudin, tujuan utama dari survei ini adalah untuk mendapatkan data yang akurat mengenai lalu lintas di wilayah tersebut.

“Kami ingin memahami pola lalu lintas, jenis kendaraan yang dominan, serta mengukur kinerja lalu lintas secara keseluruhan,” ungkapnya.

Salah satu ruas yang menjadi fokus survei adalah jalur -Cipanas, arah ke Puncak Bogor, yang dikenal dengan sebutan Lampu Gentur.

Data yang dikumpulkan melalui survei TC CCTV di Persimpangan Wilayah Perkotaan menunjukkan pola arus lalu lintas selama 24 jam, mulai dari pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.

Iman menjelaskan bahwa arus mudik di wilayah ini mencapai puncaknya pada H-2, dengan jumlah kendaraan mencapai 41.792 unit dari arah -Cipanas, dan 59.923 unit dari arah Cipanas-.

Sedangkan puncak arus balik terjadi pada H+3, dengan jumlah kendaraan mencapai 43.486 unit dari arah -Cipanas dan 56.474 unit dari arah Cipanas-.

Dominasi kendaraan roda dua terlihat jelas dalam data ini.

Selain itu, survei juga dilakukan di jalur -Warungkondang, arah ke Sukabumi, yang dikenal dengan sebutan Tugu Pandanwangi.

Data menunjukkan bahwa arus mudik mencapai puncaknya pada hari H, dengan 20.024 kendaraan dari arah Warungkondang-Cianjur, dan 31.728 kendaraan dari arah Cianjur-Warungkondang.

Sementara itu, puncak arus balik terjadi pada H+2, dengan 20.642 unit kendaraan dari arah Warungkondang-Cianjur, dan H+1 sebanyak 35.896 unit kendaraan dari arah Cianjur-Warungkondang. Seperti sebelumnya, kendaraan roda dua mendominasi arus lalu lintas.

Wilayah terakhir yang disurvei adalah Cianjur-Ciranjang, arah ke Bandung, yang dikenal dengan nama Simpang 4 Pramuka.

Hasil survei menunjukkan bahwa arus mudik mencapai puncaknya pada H-4, dengan 26.076 kendaraan dari arah Bandung-Cianjur, dan 31.149 kendaraan dari arah Cianjur-Bandung.

Sedangkan puncak arus balik terjadi pada H+1, dengan 35.932 unit kendaraan dari arah Bandung-Cianjur, dan H+4 sebanyak 23.304 unit kendaraan dari arah Cianjur-Bandung.

Iman menekankan bahwa data ini penting untuk merencanakan strategi pengelolaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Cianjur.

“Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pola lalu lintas, kami dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kelancaran dan keamanan di jalan raya,” tandasnya.

Dengan demikian, survei menggunakan Metode Traffic Counting membantu pemerintah setempat dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan lalu lintas, serta meningkatkan kualitas transportasi bagi masyarakat Kabupaten Cianjur.

Leave A Reply

Your email address will not be published.