Wisata Edukasi di Rumah Adat Sunda Cimanggu, Jelajah Kampung Pandanwangi
BACA JUGA
Di sini, pengunjung dapat menikmati pengalaman budaya di tengah-tengah hamparan sawah padi Pandanwangi yang khas.
Berlokasi di Kampung Cimanggu, Desa Tegalega, Kecamatan Warungkondang, tempat ini merupakan destinasi wisata edukasi yang mengajak pengunjung memahami proses budidaya padi lokal serta menikmati keindahan alam khas Cianjur.
Rumah Adat Sunda Cimanggu tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur tradisional, tetapi juga pengalaman berharga dalam mengenal lebih jauh tentang budaya dan pertanian lokal.
Rumah Adat Sunda: Warisan Budaya dan Edukasi
Di lahan seluas 12 hektar ini, berdiri tujuh rumah adat Sunda yang terbuat dari kayu rasamala dan bambu, dengan atap dari ijuk.
Empat rumah adat utama yang berbaris menghadap ke timur memiliki nama khas, seperti Tagog Anjing, Badak Heuay, Heulang Ngapak, dan Capit Gunting.
Di belakangnya, terdapat leuit atau lumbung padi yang berjejer, menyimpan hasil panen padi Pandanwangi.
Ketiga rumah adat lainnya berjarak sekitar 10 meter, menghadap ke selatan dengan sungai kecil yang mengalir di depannya.
Setiap akhir pekan, meski belum resmi dibuka, tempat ini sudah mulai dikunjungi oleh warga lokal yang ingin bersantai atau berswafoto di rumah adat dan mengunggahnya di media sosial.
Tempat ini juga menjadi populer di kalangan pelajar karena menawarkan wisata edukasi yang fokus pada pelestarian budaya dan pertanian lokal.
Wisata Edukasi: Pengalaman Menjadi Petani di Rumah Adat Sunda Cimanggu
Salah satu daya tarik utama dari Rumah Adat Sunda Cimanggu adalah konsep wisata edukasinya.
Pengunjung yang datang akan diajak untuk mengenakan pakaian tradisional petani dan ikut merasakan pengalaman menanam padi di sawah.
Ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pengunjung, terutama pelajar, tentang proses menanam hingga panen padi Pandanwangi, salah satu varietas padi terbaik yang hampir punah.
Kepala Seksi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur, Boyke Martin, menuturkan bahwa konsep wisata edukasi ini bertujuan untuk melestarikan budaya pertanian di kalangan generasi muda.
Boyke menjelaskan bahwa ide ini bermula dari Dinas Pertanian, yang ingin menciptakan sebuah kawasan wisata yang mengedukasi anak-anak sekolah tentang cara menanam, memanen, hingga menanak nasi Pandanwangi.
Selain itu, proyek ini diharapkan menjadi langkah penting dalam pelestarian varietas padi Pandanwangi yang telah mendapatkan hak paten di tujuh kecamatan.
BACA JUGA: Curug Tilu, Wisata Alam Kekinian di Cianjur dengan Pesona Tiga Undakan
Masa Depan Wisata Edukasi di Kampung Pandanwangi
Meskipun pembangunan Kampung Pandanwangi belum sepenuhnya selesai, Boyke berharap tempat ini dapat segera diresmikan dan dibuka untuk umum.
Dengan total 32 rumah adat yang direncanakan akan dibangun, diharapkan kawasan ini menjadi pusat wisata edukasi dan budaya yang tidak hanya menarik bagi pelajar, tetapi juga masyarakat umum.
Selain itu, akan ada rumah-rumah yang memamerkan berbagai kerajinan khas dari daerah sekitar, menambah daya tarik tempat ini sebagai pusat pelestarian budaya Sunda.
Camat Warungkondang, Candra Dwi Kusumah, menambahkan bahwa salah satu tujuan dari wisata edukasi ini adalah melestarikan varietas padi Pandanwangi yang hampir punah karena masyarakat lebih fokus pada kuantitas dibandingkan kualitas.
Ia berharap, dengan adanya kampung wisata ini, masyarakat sekitar semakin termotivasi untuk menanam padi Pandanwangi dan mendukung keberlanjutannya.
Menikmati Wisata Edukasi di Kampung Pandanwangi
Bagi yang ingin mengunjungi Kampung Pandanwangi di Cianjur, aksesnya cukup mudah.
Dari perempatan Pasar Warungkondang, pengunjung dapat mengikuti jalan beton selama kurang lebih 10 menit hingga tiba di lokasi.
Pemandangan rumah adat yang khas di tengah terasering sawah menjadi sambutan yang menakjubkan bagi setiap pengunjung yang datang.