Panen Melon Varietas Intanon di Green House Desa Gekbrong Cianjur
Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman, sukses melakukan panen perdana melon varietas intanon di green house seluas 320 meter persegi yang dikelola Kelompok Tani Gede Harepan, Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Melon ini, yang merupakan bagian dari program bantuan Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2023, menunjukkan hasil yang mengagumkan.
Dalam keterangannya, Liferdi Lukman menyebutkan bahwa melon ini memiliki brix 16 dengan tekstur yang renyah, net yang banyak, dan menonjol keluar, menjadikannya pilihan yang unik di pasaran.
“Hanya dalam waktu 70 hari melon sudah bisa dipanen,” tambahnya.
Satu pohon varietas intanon mampu menghasilkan hingga lima buah melon dengan berat antara 800 gram hingga 1,2 kilogram.
“Keuntungan hampir seratus persen setiap buahnya,” ujar Liferdi Lukman. Dengan hasil panen yang memuaskan, green house ini menjadi investasi yang sangat menguntungkan.
Liferdi Lukman juga mengungkapkan bahwa dari bantuan berupa 1 unit GH galvanis senilai Rp 200 juta, melon yang dipilih kecil karena mengikuti selera pasar.
Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang menyukai melon yang dapat dikonsumsi dalam satu kali makan, dan harganya pun menjanjikan.
Dengan demikian, petani memiliki kesinambungan untuk kebutuhan benih melon.
Dalam hitungan ekonomi, Liferdi menyampaikan bahwa hasil panen melon ini, langsung diambil oleh offtaker dengan harga Rp 25 ribu per kilogram.
“Dalam satu tahun, bisa dilakukan lima kali panen. Jika rata-rata satu pohon menghasilkan lima buah melon dengan berat total lima kilogram per tahun dan satu green house terdapat seribu pohon, maka penghasilan bisa mencapai Rp 125 juta dalam satu tahun,” paparnya.
Ketua Kelompok Tani Gede Harepan, Uden Suherlan, menambahkan bahwa awalnya mereka mengembangkan paprika dan komoditas hortikultura lainnya, namun semenjak pandemi, fokus usaha beralih ke melon kimochi.
Dengan adanya bantuan ini, mereka dapat merencanakan panen melon intanon sebanyak lima kali dalam setahun.
Perwakilan dari offtaker PT Karya Masyarakat Mandiri, Dede Suryana, menyatakan bahwa melon intanon memiliki banyak permintaan di pasar dan cukup kompetitif.
Harga yang disepakati, Rp 25 ribu per kilogram, memberikan kepastian pasokan untuk mitra-mitra mereka.
Pengembangan melon varietas intanon ini bukan hanya membawa keberlanjutan dalam pertanian lokal, tetapi juga memberikan peluang ekonomi yang besar bagi petani di Desa Gekbrong.
Diharapkan, kesuksesan ini dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan komoditas hortikultura lainnya di daerah sekitar.***