Ngarak Posong, Kesenian Tradisional Cianjur yang Terlupakan
Kampung Balengbang, Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, telah melestarikan dan mengembangkan sebuah kesenian yang unik bernama Ngarak Posong.
Sebelumnya, di kampung ini terdapat usaha budidaya belut yang menjadi mata pencaharian sebagian warga.
Hasil budidaya belut diolah menjadi berbagai hidangan, seperti belut goreng manis, asin, dan krispi belut.
Produk-produk ini sudah merambah pasar di Jawa Barat, bahkan hingga tingkat nasional dan diekspor ke Singapura.
Kemudian, warga yang merasakan kesejahteraan dari usaha budidaya belut tersebut memutuskan untuk melestarikan kesenian Ngarak Posong.
Posong sendiri adalah alat yang digunakan untuk menangkap belut dan terbuat dari kayu.
Ide untuk melestarikan Ngarak Posong muncul ketika warga mencari penghasilan tambahan untuk keluarga melalui budidaya belut.
Belut memiliki keunikan tersendiri dan menjadi salah satu ikon budaya Sunda.
Oleh karena itu, warga setempat memutuskan untuk menciptakan kesenian Ngarak Posong.
Setelah resmi didirikan dua tahun yang lalu, E Supardi merekrut warga sekitar untuk dilatih dalam menampilkan seni Ngarak Posong. Formasi Ngarak Posong terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Dalam pertunjukan ini, mereka menampilkan posong berukuran besar dan belut berukuran besar juga.
Pementasan Ngarak Posong diiringi dengan musik kesenian khas orang Sunda, seperti kecapi, gong, dan suling.
E Supardi menjelaskan bahwa yang mereka lestarikan dalam kesenian ini adalah posong dan musik tradisional, yang merupakan bagian dari budaya Sunda.
Ngarak Posong memiliki filosofi yang mendalam, yang mendorong manusia, terutama warga Muslim, untuk berpikir dan menjadi pribadi yang baik.
Filosofi Ngarak Posong ini mengarah pada peningkatan keimanan kepada Yang Maha Kuasa.
Dengan demikian, kesenian ini tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui upaya pelestarian dan pengembangan kesenian Ngarak Posong, warga Kampung Balengbang berusaha menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang dimiliki.
Budidaya belut dan kesenian tradisional digabungkan dalam satu kesatuan, mencerminkan hubungan yang erat antara manusia dan lingkungan serta keindahan seni.
Kesenian ini juga menjadi sumber penghidupan dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Diharapkan, dengan adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah dan masyarakat, kesenian Ngarak Posong dapat terus berkembang dan menjadi daya tarik budaya yang menarik di Cianjur.
Selain itu, kesenian ini juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mempelajari dan mengapresiasi warisan budaya yang dimiliki oleh daerah mereka.
Melalui kesenian ini, identitas dan kekayaan budaya Indonesia dapat tetap hidup dan diperkenalkan kepada dunia.