Lontong Kuah Pusaka, Kuliner Legendaris Cianjur yang Tetap Terjaga Sejak 1950
Lontong Kuah Pusaka di Cianjur adalah salah satu destinasi kuliner legendaris yang wajib dicoba.
Berdiri sejak tahun 1950, tempat ini telah menjadi bagian penting dari warisan kuliner Indonesia.
Walau penampilannya tampak sederhana, cita rasa Lontong Kuah Pusaka sangatlah istimewa.
Lontong Kuah Pusaka berbeda dari lontong kuah pada umumnya.
BACA JUGA: 4 Kuliner Cianjur yang Lezat untuk Akhir Pekan yang Sempurna di Puncak
Tidak seperti lontong kari atau lontong sayur yang penuh topping, hidangan ini hanya terdiri dari lontong, tahu rebus, dan kerupuk yang disiram kuah santan kental.
Kuah santannya yang gurih dipadukan dengan 12 jenis bumbu rahasia yang diolah secara tradisional menciptakan rasa yang tak terlupakan.
Menurut Nida Ningsih, pemilik Lontong Kuah Pusaka, resep ini diwariskan dari kakeknya dan telah melalui tiga generasi.
“Kakek saya adalah pencipta resep ini. Sejak dulu, kami selalu menjaga kualitas rasa dengan menggunakan takaran bahan yang tetap sama, meskipun harga bahan baku naik,” ujar Nida.
BACA JUGA: Bukan Main! Ini Wisata Kuliner Paling Lezat di Cianjur yang Jangan Pernah Dilewatkan
Hingga saat ini, Lontong Kuah Pusaka masih menjaga komposisi dan takaran bahan yang digunakan untuk menjaga cita rasa otentik.
Harga per porsi kini mencapai Rp17 ribu, meningkat dari harga awal Rp350.
Meskipun banyak tempat yang menjual lontong kuah, Lontong Kuah Pusaka tetap menjadi yang pertama dan paling dikenal di Cianjur.
Nida menambahkan bahwa banyak pelanggan tetap datang dari luar kota seperti Bekasi, Depok, Jakarta, dan Tangerang.
BACA JUGA: Nasi Kuning Halte Rancagoong Jadi Kuliner Khas yang Tak Lekang Oleh Waktu
“Banyak pelanggan kami yang sudah turun-temurun. Mereka sering membawa keluarga dan teman-teman untuk merasakan kelezatan lontong kuah ini,” jelasnya.
Meski makanan cepat saji semakin populer, Nida yakin makanan tradisional seperti Lontong Kuah Pusaka akan tetap bertahan.
“Makanan tradisional selalu memiliki penggemar setia, dan cita rasanya tetap unggul. Kami berharap, dengan dukungan berbagai pihak, kuliner tradisional ini akan terus ada di tengah masyarakat,” tutup Nida.