BPBD Siapkan 1.800 Relawan Tangguh Bencana Cianjur
CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur telah menyiagakan kekuatan besar dengan menempatkan 1.800 Relawan Tangguh Bencana (Retana) di wilayah rawan bencana banjir dan longsor. Langkah ini diambil sebagai strategi untuk menghadapi potensi bencana yang meningkat seiring dengan tingginya curah hujan di daerah ini.
Informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa hujan deras disertai cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Cianjur. Hal ini membuat Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Sukma Wijaya, memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan siaga menghadapi potensi bencana.
Baca Juga:
Kenapa Mendaki Gunung Jadi Salah Satu Olahraga Populer Di Cianjur?
Menurut Asep, sebagian besar wilayah Cianjur masuk dalam zona merah bencana di Jawa Barat. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi kunci, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana seperti bantaran sungai yang rentan terkena banjir.
Dalam satu pekan terakhir, BPBD Cianjur telah aktif menangani sejumlah bencana alam, termasuk banjir di Kecamatan Ciranjang, Haurwangi, dan Bojongpicung, serta longsor di Kecamatan Campakamulya, Sukanagara, dan Naringgul akibat hujan deras. Meskipun tidak ada korban jiwa, sekitar 54 kepala keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir setinggi 1 meter. Banjir juga menyebabkan dampak pada sekolah dan puluhan hektar persawahan yang baru saja ditanam.
Baca Juga:
Asep menjelaskan bahwa kejadian longsor juga terjadi di beberapa titik, menutup ruas jalan dan merusak beberapa rumah. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa, namun empat rumah mengalami kerusakan berat. BPBD Cianjur bersama dinas terkait di provinsi dan pusat terus berkoordinasi untuk menjalankan upaya penanganan cepat, khususnya dalam penanganan longsor yang dapat menutup landasan jalan.
Sementara ribuan Relawan Tangguh Bencana (Retana) siap beraksi, BPBD Cianjur juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kewaspadaan dan gotong-royong dalam menghadapi potensi bencana. Cuaca ekstrem menjadi tantangan, namun semangat tanggap bencana dan solidaritas dapat menjadi kekuatan bersama dalam menghadapi cobaan alam yang datang tanpa diundang