10 Tradisi Pernikahan Adat Sunda Yang Masih Di Lestarikan!
CIANJUR – Pernikahan, sebuah peristiwa sakral yang mengikat janji di hadapan hukum, agama, dan masyarakat, menjadi momen paling ditunggu dalam hidup banyak orang. Dengan kekayaan adat dan budaya di Indonesia, pernikahan mengalami variasi yang kaya dan beragam di setiap daerah.
Salah satu pernikahan adat yang penuh dengan keindahan prosesi dan tradisi adalah pernikahan adat Sunda. Prosedurnya tidak sekadar berlangsung pada hari pernikahan itu sendiri, melainkan membentang selama beberapa hari hingga seminggu sebelumnya, dimulai dengan serangkaian upacara pranikah adat Sunda.
Mari kita telusuri lebih dalam mengenai rangkaian upacara, ritual, dan prosesi yang khas dalam pernikahan adat Sunda.
-
Neundeun Omong (Menyimpan Janji)
Proses pertama dalam pernikahan adat Sunda disebut Neundeun Omong, yang berarti menyimpan janji atau ucapan. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa calon pengantin wanita belum menerima lamaran dari pihak lain. Orang tua calon pengantin pria bertugas untuk memastikan hal ini dengan mengunjungi orang tua calon pengantin wanita.
Proses ini lebih sering dilakukan di masa lalu karena pada zaman tersebut, banyak anak belum dinikahkan meskipun telah ada kesepakatan antara kedua belah pihak orang tua.
Baca Juga:
-
Narosan atau Nyeureuhan (Lamaran)
Setelah Neundeun Omong, prosesi lamaran dilakukan. Pihak keluarga calon pengantin pria menyerahkan sirih lengkap dengan uang pengikat sebagai tanda persetujuan untuk membiayai pernikahan. Sebagai balasan, calon pengantin wanita memberikan cincin sebagai tanda kesepakatan.
-
Nyanggakeun (Seserahan)
Prosesi selanjutnya adalah Nyanggakeun atau seserahan, di mana kedua belah pihak saling memberikan perlengkapan pernikahan seperti uang, pakaian, perabotan rumah tangga, dan makanan.
Seserahan ini biasanya dilakukan beberapa hari sebelum pernikahan untuk menciptakan suasana yang romantis dan hangat.
-
Ngeuyeuk Seureuh
Prosesi ini dipimpin oleh Pangeuyeuk, yang mempersilakan kedua calon pengantin untuk meminta izin dan restu dari orang tua. Di sini, calon pengantin disawer dengan beras yang melambangkan kehidupan sejahtera, lalu ada pembelahan mayang jambe dan buah pinang, serta penumbukkan alu ke dalam lumpang tiga kali oleh calon pengantin pria.
-
Membuat Lungkun
Upacara Ngeuyeuk Seureuh dilakukan sehari sebelum pernikahan, hanya dihadiri oleh orang tua dan keluarga terdekat. Di sini, kedua calon pengantin dihadapkan dengan dua lembar sirih yang digulung dan diikat dengan benang kanteh, diikuti oleh orang tua dan tamu undangan.
Tujuannya adalah agar kelak mereka dapat mendapatkan rezeki berlebih yang dapat dibagikan kepada sanak saudara.
Baca Juga:
-
Berebut Uang
Prosesi Berebut Uang dilakukan di bawah tikar dengan disawer, melambangkan perlombaan dalam mencari rezeki dan dihargai oleh keluarga.
-
Ngebakan atau Siraman Pernikahan
Menjelang pernikahan, dilakukan prosesi siraman untuk menyucikan calon pengantin wanita secara lahir dan batin.
-
Ngecakeun Aisan
Prosesi ini dimulai dengan keluarnya calon pengantin wanita dari kamar yang digendong simbolis oleh ibunya, diikuti sang ayah yang membawa lilin menuju tempat sungkeman.
-
Ngaras
Ngaras adalah permohonan izin dari calon pengantin wanita, dilanjutkan dengan sungkeman dan mencuci kaki orang tua.
-
Pencampuran Air Siraman
Kedua orang tua mencampurkan air dari tujuh macam bunga wangi sebagai simbol kesucian.
-
Siraman
Prosesi ini diiringi musik tradisional, calon pengantin wanita menuju tempat siraman sambil menginjak kain dan disiram oleh orang tua dan sesepuh.
-
Ngerik atau Potong Rambut
Rambut calon pengantin wanita dipotong sedikit sebagai simbol kecantikan lahir dan batin.
-
Pernikahan adat Sunda adalah perpaduan antara tradisi dan keindahan, mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan. Dalam setiap prosesi dan ritualnya, terkandung makna yang dalam dan harapan untuk kehidupan yang bahagia dan sejahtera bagi kedua pasangan pengantin.
[…] 10 Tradisi Pernikahan Adat Sunda Yang Masih Di Lestarikan! […]