Mengenal Cianjur dari Berbagai Sudut

Menikmati Kupat Tahu ‘Barokah’ di Cianjur, Menu Sarapan Hasil Akulturasi Tionghoa dan Jawa

0

Kupat tahu Barokah adalah salah satu sajian kuliner yang sangat populer di , .

Hidangan ini sering kali menjadi pilihan utama untuk sarapan, baik bagi masyarakat setempat maupun mereka yang sedang dalam perjalanan.

Di sepanjang ruas Jalan Raya Bandung-, misalnya, warung dan gerobak yang menawarkan kupat tahu dapat ditemukan dengan mudah, selain menu populer lainnya seperti bubur ayam dan nasi kuning.

Pada suatu pagi, dalam perjalanan dari Bandung menuju , saya memutuskan untuk berhenti di salah satu warung kupat tahu yang terletak di Haurwangi, , tepat di Km 7 Jalan Raya Bandung-.

Warung kupat tahu “Barokah” yang sudah ada sejak tahun 1989 ini menarik perhatian saya karena suasananya yang sederhana namun nyaman.

Bangunannya sebagian besar terbuat dari bilik bambu, dengan pohon angsana dan kersen yang rindang di sampingnya, memberikan suasana sejuk dan tenang.

Selain ruangan utama dengan meja dan bangku untuk pengunjung, warung ini juga menyediakan saung kecil bagi mereka yang ingin duduk lesehan sambil menikmati sarapan.

Lokasinya yang strategis di pinggir jalan memudahkan siapa pun yang melintas untuk melihat plang sederhana bertuliskan “Anu Bade Kupat Tahu Barokah”.

Meski sudah puluhan kali melewati jalan tersebut, baru pagi itu saya akhirnya singgah untuk mencicipi kupat tahu di warung ini.

Setelah masuk ke warung, saya memesan satu porsi kupat tahu.

Mata saya langsung tertuju pada piring-piring yang telah berisi potongan kupat, tahu, dan taoge rebus yang tertata rapi.

Pemilik warung memang sengaja menyiapkan beberapa porsi terlebih dahulu agar konsumen tidak perlu menunggu lama.

Pelayan hanya tinggal menambahkan saus kacang, kecap manis, dan kerupuk ke dalam piring sebelum disajikan.

Dalam waktu kurang dari satu menit, pesanan saya pun sudah tersaji di atas meja.

BACA JUGA: Review Ayam Goreng Jakarta dari Cianjur, Kelezatan Kuliner Sunda di Tengah Ibu Kota

Kupat tahu di warung “Barokah” ini disajikan di dalam piring beling dengan hiasan tiga bunga di bibirnya, memberikan kesan tradisional yang khas.

Bagi mereka yang ingin menambah rasa pedas atau manis, di setiap meja tersedia sambal dan kecap manis.

Ada juga jeruk purut dan kerupuk blek dalam plastik, serta pilihan telur rebus sebagai pelengkap.

Dengan harga Rp 12.000 per porsi, sajian ini tidak hanya lezat tetapi juga terjangkau, lengkap dengan segelas teh tawar hangat sebagai pelengkap.

Kupat tahu sendiri merupakan hasil akulturasi antara budaya Tionghoa dan Jawa.

Kupat, yang konon diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai bagian dari penyebaran agama Islam di Jawa pada abad ke-15, menjadi simbol tradisi dalam masyarakat Jawa.

Sementara itu, tahu berasal dari Tiongkok dan dikenal dengan nama dòufu dalam bahasa Tionghoa.

Meski sejarah pastinya masih diperdebatkan, beberapa sumber menyebutkan bahwa tahu dibawa ke oleh pasukan Kubilai Khan pada tahun 1292.

Di dalam sepiring kupat tahu, dua elemen budaya ini bersatu, menciptakan sajian kuliner yang kini digemari banyak orang.

Keunikan kupat tahu tidak hanya terletak pada sejarahnya, tetapi juga pada rasa yang dihasilkan dari kombinasi kupat yang kenyal, tahu yang lembut, saus kacang yang gurih, serta tambahan kerupuk yang renyah.

Jika Anda kebetulan melintas di Jalan Raya Bandung-, warung kupat tahu “Barokah” di Haurwangi bisa menjadi pilihan yang sempurna untuk sarapan pagi.

Dengan cita rasa yang autentik dan harga yang ramah di kantong, pengalaman menikmati hidangan ini tentu akan menjadi salah satu kenangan kuliner yang tak terlupakan.

Jadi, apakah Anda tertarik untuk mencicipinya?

Leave A Reply

Your email address will not be published.