10 Dampak Psikologis pada Anak Broken Home!
CIANJUR – Kehidupan keluarga adalah salah satu faktor paling penting dalam membentuk kesejahteraan psikologis anak. Ketika orang tua bercerai atau terpisah, ini dapat menyebabkan berbagai dampak psikologis pada anak, yang sering kali berlangsung hingga masa dewasa.
Istilah “anak broken home” mengacu pada anak yang tumbuh di lingkungan di mana orang tua mereka telah bercerai atau terpisah. Frasa ini digunakan untuk menyatakan bahwa keluarga tersebut telah “hancur” atau “terpecah” karena perceraian atau pemisahan orang tua. Anak-anak ini seringkali mengalami berbagai tantangan dan dampak psikologis yang terkait dengan situasi tersebut.
Anak-anak dari keluarga yang bercerai atau terpisah seringkali dihadapkan pada perasaan seperti kehilangan, kebingungan, ketidakamanan, dan ketidakstabilan. Mereka mungkin merasa terjebak dalam konflik antara orang tua mereka, atau merasa kesepian karena tidak lagi dapat mengalami kehidupan keluarga yang utuh.
Berikut adalah 10 dampak psikologis yang sering dialami oleh anak dari keluarga yang terpisah:
1. Rasa Takut dan Kekhawatiran
Anak-anak dari keluarga terpisah sering kali mengalami rasa takut dan kekhawatiran tentang masa depan mereka. Mereka mungkin merasa tidak aman atau tidak stabil karena perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka.
2. Perasaan Bersalah
Anak-anak mungkin merasa bersalah atas perceraian orang tua mereka, meskipun tidak ada keterlibatan langsung dari mereka dalam situasi tersebut. Mereka bisa merasa bahwa mereka adalah penyebab masalah keluarga.
Baca Juga:
3. Kesedihan dan Kehilangan
Perceraian orang tua bisa menjadi pengalaman yang sangat menyedihkan bagi anak-anak, membuat mereka merasa kehilangan akan keutuhan keluarga mereka. Mereka mungkin merindukan kebersamaan dan hubungan yang telah hilang.
4. Kemarahan dan Frustrasi
Anak-anak bisa merasa marah dan frustrasi terhadap orang tua mereka karena perceraian tersebut, atau bahkan terhadap diri mereka sendiri karena tidak dapat mengendalikan situasi tersebut.
5. Keterlambatan Perkembangan Emosional
Perceraian orang tua dapat menghambat perkembangan emosional anak-anak, membuat mereka sulit untuk mengatasi perasaan mereka dengan cara yang sehat dan konstruktif.
6. Masalah Perilaku
Anak-anak dari keluarga terpisah mungkin mengalami masalah perilaku, seperti agresi, pemberontakan, atau penarikan diri sosial. Ini bisa menjadi cara mereka mengungkapkan ketidakbahagiaan dan ketidakpastian mereka.
Baca Juga:
7. Masalah Akademis
Dampak psikologis dari perceraian orang tua juga dapat memengaruhi kinerja akademis anak-anak. Mereka mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi di sekolah atau kehilangan minat dalam belajar.
8. Kerentanan Terhadap Masalah Kesehatan Mental
Anak-anak dari keluarga terpisah memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan. Ini bisa menjadi dampak jangka panjang dari stres yang terkait dengan perceraian.
9. Kesulitan dalam Membangun Hubungan
Perceraian orang tua dapat mempengaruhi cara anak-anak membangun hubungan di masa depan. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mempercayai orang lain atau mengembangkan hubungan yang intim dan stabil.
10. Identitas yang Bingung
Anak-anak dari keluarga terpisah mungkin mengalami kebingungan tentang identitas mereka dan tempat mereka dalam dunia. Mereka mungkin bertanya-tanya tentang siapa mereka sebenarnya dan bagaimana mereka berhubungan dengan kedua orang tua mereka.
Penting bagi orang tua dan caregiver untuk menyadari dampak psikologis yang mungkin dialami oleh anak broken home dan memberikan dukungan dan perhatian yang diperlukan. Mendengarkan anak-anak, memberikan keamanan, dan memastikan bahwa mereka merasa didengar dan dicintai dapat membantu mereka mengatasi tantangan ini dengan lebih baik. Terapi atau konseling juga bisa menjadi sumber bantuan yang berharga bagi anak-anak yang mengalami kesulitan dalam menghadapi perceraian orang tua mereka.
[…] 10 Dampak Psikologis pada Anak Broken Home! […]