Warga Cianjur Tetap Bisa Menempati Desa Jatisari Meskipun Pergerakan Tanah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, merilis hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Badan Geologi dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait pergerakan tanah yang terjadi di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung.
Menurut laporan tersebut, meskipun terjadi pergerakan tanah, beberapa kampung di Desa Jatisari, Bojongpicung, Cianjur masih dapat ditempati oleh warga dengan catatan tertentu.
Herman, Kordinator Lapangan Tanggap Darurat Bencana (TDB) pergerakan tanah Bojongpicung, menyatakan bahwa hasil penelitian Badan Geologi dan BMKG menunjukkan bahwa tiga kampung di Desa Jatisari masih layak ditempati setelah dilakukan upaya pencegahan pergerakan tanah secara menyeluruh.
Langkah-langkah pencegahan tersebut meliputi penutupan patahan dengan tanah dan pemasangan tembok penahan tanah.
“Hasil penelitian Badan Geologi dan BMKG menunjukkan bahwa tidak diperlukan relokasi karena tiga kampung terdampak pergerakan tanah masih aman untuk ditempati. Selain penutupan patahan, warga juga diminta untuk melakukan penanaman pohon keras di area perbukitan yang sebelumnya diubah menjadi kebun pisang,” ungkapnya.
Namun, hingga saat ini, sebanyak 65 Kepala Keluarga (KK) belum diizinkan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing hingga TDB berakhir pada 12 Mei mendatang.
Oleh karena itu, warga diminta untuk tetap bertahan di tempat pengungsian sementara pelayanan terus diberikan oleh petugas gabungan.
Terpisah, upaya untuk menutup patahan sebagai langkah awal penanganan juga telah dilakukan oleh petugas gabungan yang terdiri dari BPBD Cianjur, TNI/Polri, PMI Cianjur, Dinsos Cianjur, relawan gabungan, dan masyarakat sekitar.
Langkah ini dilakukan di bagian atas perkampungan yang dianggap rawan meluasnya pergerakan tanah.
“Petugas gabungan bekerja sama dengan warga melakukan gotong royong untuk menutup patahan dengan tanah serta melakukan penanaman pohon keras guna menjaga stabilitas tanah dan air di masa mendatang. Kami berharap bahwa dalam dua hari ke depan, upaya ini dapat terselesaikan,” jelasnya.
Selama delapan hari penanganan pergerakan tanah di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, pelayanan terhadap warga yang mengungsi tetap berlangsung.
Termasuk di dalamnya posko kesehatan yang memberikan layanan kepada warga dengan berbagai keluhan penyakit.
Sebanyak 10 tenaga kesehatan telah disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pengungsi, dengan rata-rata 30 orang yang memeriksakan kondisi kesehatan mereka setiap harinya.
Keluhan yang umum meliputi batuk, pilek, demam, dan berbagai penyakit lainnya, yang didominasi oleh orang lanjut usia dan balita.
“Petugas kesehatan dari puskesmas juga rutin memberikan pelayanan kesehatan kepada setiap rumah pengungsian guna memastikan kesehatan para pengungsi,” tambahnya.