Sejarah dan Keindahan Masjid Agung Cianjur yang Menyejukkan Hati
Masjid Agung Cianjur merupakan masjid terbesar di Kabupaten Cianjur dan terletak di Jalan Siti Jenab 14 Pamoyanan Cianjur, Jawa Barat. Menurut sejarah, Masjid Agung Cianjur merupakan masjid berusia lebih dari seabad yang dibangun pada tahun 1810 Masehi.
Berada di jantung kota, Masjid Agung Cianjur menonjol di antara taman, pasar dan gedung pemerintahan daerah Kabupaten Cianjur. Lokasi masjid itu sengaja ditinggikan. Bukan tanpa alasan, melainkan sebagai simbol ibadah yang lebih tinggi dari aktivitas lainnya. Perkembangan Masjid Agung Cianjur terus berkembang dari waktu ke waktu dengan jumlah jemaah yang berpengaruh terhadap luas bangunan masjid.
Sekitar tahun 1820, 10 tahun pertama dibangun, ukuran bangunannya 20×20 meter persegi atau 400 meter persegi, saat itu ukurannya cukup besar.
Namun, seiring berkembangnya komunitas, begitu pula luas bangunannya. Masjid Agung Cianjur telah mengalami tujuh kali renovasi dan pemugaran, baik dari segi desain, konstruksi maupun luas lahan.
Kini situs Masjid Agung Cianjur ini menawarkan ruang untuk sekitar 4.000 jamaah di lahan seluas 2.500 meter persegi. Berdasarkan sejarah, Masjid Agung Cianjur rusak parah akibat letusan Gunung Gede Pangrango pada tahun 1879 dan tidak lama kemudian, pada tahun 1880, Masjid Agung Cianjur dibangun kembali.
Direnovasi sebanyak tujuh kali, masjid ini kini menjadi ikon kota Cianjur. Ciri awal yang paling mencolok adalah adanya tiga menara di atas bangunan utama, berbentuk seperti rumah Joglo, atau disebut nyungcut dalam bahasa Sunda.
Karena bentuknya yang demikian, masjid ini juga dijuluki Balai Nyungcut sejak didirikan pada tahun 1810. Bagian sisi menara dihiasi kaca patri, sedangkan bagian atasnya dihiasi lampion khusus untuk menerangi kalimat Allah yang dikelilingi bulan sabit.
Saat memasuki masjid, sebuah taman dengan aneka bunga cantik berwarna-warni menyambut para pengunjung. Di bagian depan masjid Anda bisa melihat lengkungan yang dirancang seni arsitektur Timur Tengah dan daerah Indonesia. Keindahan pola arsitektur ini berpadu serasi dengan dominasi penggunaan batu alam berwarna hijau pada teras depan.
Tepat di tengah teras masjid terdapat pintu masuk beratap seperempat kubah beraksen kekuningan yang dipadukan dengan ukiran dan mozaik granit menambah keindahan bagian depan masjid.
Saat memasuki masjid, Anda akan melihat ruang salat yang terdiri dari ruang utama dengan pintu dan jendela kaca patri yang memadukan gaya arsitektur khas Indonesia dan Timur Tengah, serta aula yang dapat digunakan sebagai tempat shalat.
Di lantai dua ruang utama, sebaliknya, terdapat area persegi melingkar yang bagian tengahnya menembus lantai dasar sedemikian rupa sehingga seolah berfungsi sebagai mezzanine. Kawasan ini dihias dengan dekorasi Islami yang sangat detail dan indah.
Di depan ruang utama terdapat mimbar dan mihrab masjid yang secara permanen dibuat natural dengan warna melamik coklat muda. Di atasnya ada seperempat kubah berwarna kuning, persis seperti pintu depan masjid, yang dihiasi tulisan Allah di kaca patri berbagai warna.
Di sisi kanan dan kiri mihrab terdapat kaligrafi indah yang menggambarkan dinding granit dengan warna seimbang atau abu-abu tua. Secara visual kombinasi yang sangat bagus. Keindahan ini semakin terlihat sempurna ketika lampu kristal besar yang tergantung di tengah ruang utama menyala di malam hari.
Segala detail dekorasi dan tatanan bangunan yang membentuk kemegahan berpadu dengan keindahan ini, tak heran jika Masjid Agung Cianjur yang berdiri di atas tanah milik Ibu R. Siti Bodedari ini berkali-kali terpilih sebagai masjid terbaik di Jawa barat. Tidak hanya yang terbaik dalam keindahannya, tetapi juga dalam manajemennya.