RH Ibrahim, Tokoh Pencipta Pencak Silat Maenpo Cikalong
RH Ibrahim adalah sosok yang terkenal dalam dunia pencak silat dan telah melambungkan Cianjur sebagai pencipta Maenpo Cikalong.
Ia juga dikenal sebagai pencipta Maenpo Cikalong, sebuah aliran silat yang kini menjadi salah satu identitas dan kebudayaan Tanah Pandanwang, Cianjur.
RH Ibrahim mendapatkan ilmu bela dirinya bukan hanya dari satu guru, tetapi dari puluhan guru yang berbeda.
Ia bahkan melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan ilmu tersebut.
Menurut cerita yang berkembang, RH Ibrahim mulai mendalami ilmu bela diri dari ayahnya sendiri, yang merupakan tokoh silat Cimande.
Selanjutnya, ia berguru kepada 17 pendekar terkenal dari berbagai daerah.
Namun, tidak semua nama guru dapat disebutkan satu per satu karena jumlahnya yang banyak.
Selain itu, RH Ibrahim juga belajar dari kakak iparnya, R Ateng Alimuddin, yang merupakan seorang saudagar dari Jatinegara yang dikenal dengan Cimande Kampung Baru.
R Ateng Alimuddin kemudian menyarankan RH Ibrahim untuk melanjutkan belajar kepada Bang Ma’ruf, seorang guru pencak silat di Kampung Karet, Tanah Abang, Jakarta.
RH Ibrahim, yang juga memiliki usaha jual beli kuda, sering melakukan perjalanan antara Cianjur dan Jakarta.
Setiap kali berada di Jakarta, ia memanfaatkan kesempatan untuk belajar ilmu bela diri dari Bang Ma’ruf.
Pada akhirnya, perjalanan ini mengantarkannya bertemu dengan Bang Madi, seorang saudagar kuda asal Pagarruyung, Sumatra Barat, yang juga menjadi salah satu gurunya.
Bang Madi terkenal mahir dalam tehnik bendung, yaitu kemampuan untuk menahan munculnya tenaga lawan.
Dari Bang Madi, RH Ibrahim mempelajari ilmu permainan rasa, yang meningkatkan kepekaan dan kemampuan membaca gerakan lawan melalui sentuhan.
Dalam aliran Cikalong, tehnik ini dikenal sebagai “puhu tanaga” atau “puhu gerak”.
Setelah dianggap mahir, RH Ibrahim kemudian berguru kepada Bang Kari dari Kampung Benteng, Tangerang, dan mempelajari ulin peupeuhan atau ilmu pukulan yang mengandalkan kecepatan gerak dan tenaga ledak.
Ada yang mengatakan bahwa RH Ibrahim memiliki tujuh belas guru, bahkan ada yang menyebutkan lebih dari empat puluh guru.
Dari berbagai guru yang dia temui, RH Ibrahim melakukan perenungan selama tiga tahun dengan sering berkhalwat di sebuah gua di kampung Jelebud, Cianjur.
Dari sanalah terbentuk cikal bakal aliran Maenpo Cikalong.
Nama “Cikalong” sendiri disematkan oleh para pengikut RH Ibrahim, mengacu pada nama tempat tinggal RH Ibrahim atau tempat dimulainya penyebaran aliran pencak silat ini.
Maenpo Cikalong adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi Cianjur.
Melalui perjalanan panjang dan upaya yang tak kenal lelah, RH Ibrahim berhasil menciptakan sebuah aliran silat yang unik dan berbeda dari aliran lainnya, yaitu Maenpo Cikalong.
Keahlian dan pengetahuan yang dia dapatkan dari berbagai guru silatnya membentuk dasar dari Maenpo Cikalong, yang menjadi identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Cianjur.
Pada saat ini, Maenpo Cikalong terus dilestarikan oleh Paguron Pancar Rasa, sebuah lembaga yang didirikan untuk mempertahankan dan mengembangkan aliran silat ini.
Para pengikut RH Ibrahim dengan setia menjaga dan melatih generasi muda dalam seni bela diri yang dipelopori oleh RH Ibrahim.
Melalui Maenpo Cikalong, Cianjur dapat membanggakan tradisi bela diri yang kaya dan mempertahankan warisan budaya yang bernilai tinggi.
Diharapkan, dengan terusnya perhatian dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, Maenpo Cikalong akan terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi dunia persilatan dan kebudayaan Indonesia.
Keindahan dan kekayaan tradisi bela diri ini dapat terus diwariskan dari generasi ke generasi, menginspirasi dan memperkuat jati diri bangsa.