Puisi Mandalawangi Pangrango Ditulis Aktivis Era Soekarno Yaitu Soek Hoe Gi
CIANJUR – Salah satu puisi yang indah dan diabadikan oleh Soek Hoe Gi salah satu aktivis keturunan Tionghoa-Indonesia, menentang kediktatoran yang berlangsung secara berturut-turut di bawah pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto. Ia merupakan mahasiswa pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia dengan mengambil Jurusan Sejarah selama periode tahun 1962 hingga 1969.
Berikut puisi yang bertajuk “Mandalawangi Pangrango”
Senja ini, ketika matahari turun
Ke dalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu
Dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku
Baca Juga:
Nostalgia! Ini Dia 5 Permainan Zaman Dulu Yang Baik Untuk Kesehatan
Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin dan kebisuan
Menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
“hidup adalah soal keberanian,
Menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah”
Dan antara ransel-ransel kosong
Dan api unggun yang membara
Aku terima itu semua
Melampaui batas-batas hutanmu
Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup
Djakarta 19-7-1966
Soe Hok Gie
Puisi Mandalawangi Pangrango melalui pena Soe Hok Gie, menghadirkan puisi yang menggugah. Dalam kesendirian alam, kita menemukan keindahan yang tidak terjangkau oleh kata-kata biasa