Misi Zarah Ke Gunung Gede 13 Pendaki Berujung Tersesat

CIANJUR – Sebanyak 13 orang pendaki dilaporkan tersesat saat melakukan pendakian Gunung Gede Pangrango, tujuan utama mereka adalah untuk berziarah ke patilasan Raden Suryakencana atau Eyang Suryakencana di kawasan Kulah Dua Gunung Pangrango.

Informasi kehilangan pendaki ini mencapai telinga petugas yang sigap merespons. Untungnya, tim gabungan SAR dan Balai Besar TNGGP berhasil menemukan mereka dalam kondisi selamat.

Eyang Suryakencana, tokoh gaib yang menjadi pusat perhatian para peziarah, memiliki makam gaib di Gunung Gede Pangrango, tepatnya di alun-alun Suryakencana. Kedatangan 13 pendaki tersebut bukan semata-mata petualangan, melainkan niat suci untuk menempuh perjalanan panjang hingga ke alun-alun tempat Eyang Suryakencana bersemayam.

Baca Juga: 

Menyuarakan Perlawanan! Selamat Hari Kanker Sedunia

Luki Muharam, seorang budayawan Cianjur, menjelaskan bahwa dalam mitos masyarakat setempat, Raden Suryakencana adalah anak dari pernikahan Dalem Cikundul (Pendiri Cianjur) dengan Dewi Arum Sari. Raden Suryakencana memiliki adik bernama Sukaesih.

“Sosok Raden Suryakencana sangat dihormati di masyarakat Cianjur. Keberadaannya dianggap sakral, bahkan di setiap event besar di Cianjur, sosok tersebut kerap hadir,” kata Luki.

Raden Eyang Suryakencana ditempatkan di Gunung Gede Pangrango oleh sang kakek, Syeh Zubaedi, sementara adiknya di Gunung Ciremai. Mitos menyebutkan bahwa Eyang Suryakencana memiliki istana gaib di Alun-alun Suryakencana Gunung Gede Pangrango, yang dikenal dengan nama Leuit Salawe Jajar.

Baca Juga: 

Kalender Event 2024 Di Cianjur Februari – Juni

Luki menegaskan bahwa masyarakat Cianjur memandang Eyang Suryakencana sebagai tokoh yang patut dihormati. Namun, ia juga mengingatkan agar cerita-cerita dan mitos seputar sosok ini tidak diarahkan ke hal-hal negatif.

“Dalam setiap cerita atau babad Cianjur, sosok Raden Suryakencana kerap muncul dan diceritakan. Tapi jangan sampai mengarah hal negatif,” pungkas Luki, memperingatkan agar keberadaan Eyang Suryakencana tetap dihormati tanpa menimbulkan tindakan yang merugikan.