Mengungkap Kekayaan Nyi Raden Siti Bodedar, Pewakaf Masjid Agung Cianjur
Masjid Agung Cianjur, sebuah monumen keagamaan yang menghiasi keindahan Kabupaten Cianjur, ternyata memiliki kisah unik di balik berdirinya. Inilah cerita tentang Nyi Raden Siti Bodedar, sosok wanita mulia yang tidak hanya menjadi pewakaf tanah untuk masjid Agung Cianjur tetapi juga disebut sebagai orang terkaya di Cianjur.
Profil Singkat Nyi Raden Siti Bodedar
Nyi Raden Siti Bodedar, putri dari Ki Sabirudin atau dikenal sebagai Raden Adipati Nudatar ke-4 yang menjabat sebagai Bupati Cianjur pada tahun 1727, tampil sebagai tokoh sentral dalam sejarah berdirinya Masjid Agung Cianjur. Lahir dari keluarga bangsawan, Nyi Raden Siti Bodedar tumbuh menjadi sosok yang berdedikasi untuk kepentingan masyarakat.
Berdirinya Masjid Agung Cianjur
Pada tahun 1810 Masehi, Masjid Agung Cianjur mulai berdiri, menorehkan sejarah panjang yang kini telah mencapai usia 213 tahun. Sebagai masjid tertua di Jawa Barat, keberadaannya bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai destinasi wisata religi yang memikat hati banyak pengunjung.
Kekayaan Nyi Raden Siti Bodedar
Ternyata, Nyi Raden Siti Bodedar tidak hanya melibatkan dirinya dalam pembangunan Masjid Agung Cianjur. Ia juga menyumbangkan sejumlah tanah yang kini menjadi lokasi-lokasi penting di Cianjur. Beberapa di antaranya adalah Terminal Rawa Bango, Pasar Ramayana, dan Pondok Pesantren di Cibeber. Kebaikan hatinya terpancar dari wakafannya yang tidak hanya menyentuh aspek keagamaan tetapi juga kepentingan publik.
Jejak Kebaikan yang Abadi
Meskipun Nyi Raden Siti Bodedar telah tiada, jejak kebaikan dan kekayaan hatinya tetap terus bergema. Makamnya yang terletak di Kampung Cipatut, Desa Sayang, Kecamatan Cianjur, menjadi tempat yang selalu dikunjungi oleh para penziarah yang menghormati jasa-jasanya.
Pewaris Kebaikan
Dengan perjalanan hidupnya yang singkat namun penuh makna, Nyi Raden Siti Bodedar telah mengukir warisan kebaikan yang akan dikenang selamanya. Kekayaannya bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi lebih pada kekayaan hati dan semangat berbagi yang menginspirasi generasi-generasi berikutnya.
Kesimpulan
Kisah Nyi Raden Siti Bodedar adalah contoh nyata bagaimana kekayaan dapat menjadi sarana untuk memberikan manfaat kepada banyak orang. Melalui wakafannya, ia telah meninggalkan warisan berupa masjid megah dan sejumlah fasilitas publik yang bermanfaat. Semoga kisah inspiratif ini tetap melekat dalam ingatan kita, merangsang semangat kebaikan dan berbagi di tengah-tengah masyarakat.