Gunung Gede Pangrango, dengan ketinggian mencapai 2.958 mdpl, telah lama menjadi destinasi favorit para pendaki di Indonesia. Terletak di dua wilayah kabupaten, Cianjur dan Sukabumi, gunung ini menawarkan pengalaman mendaki yang menakjubkan dicampur mistis di dalam Taman Nasional Gede Pangrango.
Salah satu tempat istimewa di Gunung Gede adalah Alun-alun Suryakencana, sebuah padang savana seluas sekitar 50 hektar, terletak pada ketinggian 2.750 mdpl. Tempat ini menyajikan panorama luar biasa dengan hamparan rumput liar, taman edelweiss, sungai yang mengalir, dan tanda puncak Gede yang terlihat dekat bagi mereka yang memilih jalur pendakian dari Pos Gunung Putri. Lokasi ini bukan hanya tempat untuk mendirikan tenda, tetapi juga diakui sebagai salah satu spot terbaik untuk berkemah di Gunung Gede Pangrango. Keunggulannya terletak pada ketinggian yang cukup tinggi namun tidak terlalu ekstrim, memberikan pengalaman camping yang menyenangkan bagi para pendaki.
Gunung Gede juga dikelilingi oleh sejarah dan legenda, terutama yang berkaitan dengan keberadaan Eyang Suryakencana. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Eyang Suryakencana adalah putra dari Dalem Cikundul atau Rd. Aria Wira Tanu I, pendiri Cianjur dan Bupati Pertama Cianjur. Meskipun Eyang Suryakencana dipercayai sebagai bangsa jin, banyak yang meyakini bahwa dia masih bermukim di sekitar Gunung Gede dan menjadi penguasa bangsa jin di gunung tersebut.
Namun, keunikan Gunung Gede tidak hanya terletak pada keindahan alamnya. Beberapa pendaki pernah mengalami pengalaman mistis yang menakjubkan ketika berkemah di Alun-alun Suryakencana. Beberapa di antaranya melaporkan melihat sosok putih di siang hari bolong. Hery C Latu, anggota Elpala SMA 68 Jakarta, menceritakan pengalamannya melihat sosok putih di kejauhan di antara dua pohon besar berwarna hijau. Keberadaan sosok ini menambah nuansa mistis, terutama karena kibaran gaun putihnya melawan arah angin, menciptakan suasana yang sulit dijelaskan secara logika.
Tak hanya itu, pendaki lain seperti Eka Bama Putra dari TRAMP dan anggota IISIP Jakarta juga berbagi pengalaman seram mereka. Suara-suara aneh, angin kencang yang membuat tenda berguling, dan asap misterius di lereng Gunung Gemuruh menambahkan elemen mistis dalam perjalanan mereka. Suara-suara aneh yang terdengar di malam hari, seperti rombongan kuda berlari dan suara botol plastik yang diremas, menciptakan atmosfer yang mencekam.
Pengalaman mistis ini menciptakan daya tarik tersendiri bagi para pendaki yang mencari petualangan di Gunung Gede Pangrango. Meskipun keindahan alamnya memukau, keberadaan elemen mistis menambahkan nuansa magis yang sulit dilupakan. Gunung Gede Pangrango bukan hanya tempat mendaki yang menantang, tetapi juga merupakan jendela ke dunia yang lebih luas, dihiasi dengan cerita mistis yang memikat hati setiap pendaki.