Mengenal Cianjur dari Berbagai Sudut

Kerajaan Jampang Manggung Cianjur, Masih Misteri

0

Kerajaan Jampang Manggung, sebuah nama yang masih mengandung banyak misteri dan menjadi teka-teki sejarah di wilayah . Kehadirannya telah lama tercatat dalam legenda dan artefak-artejak yang ditemukan di daerah tersebut. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam mengenai kerajaan ini dan mencoba mengungkap beberapa aspek yang masih menjadi tanda tanya.

Salah satu peninggalan menarik dari Kerajaan Jampang Manggung adalah Sanghyang Tapak, sebuah pahatan tapak kaki kiri yang terdapat pada sebuah batu hitam. Batu tersebut ditemukan di puncak Gunung Mananggel, di atas bukit yang mencapai ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Meskipun keberadaannya populer di kalangan penduduk setempat, asal-usul sebenarnya dari Sanghyang Tapak masih menjadi misteri. Legenda yang berkembang di masyarakat mengatakan bahwa tapak kaki tersebut milik seorang sakti yang memiliki kekuatan luar biasa. Konon, ia melompat-lompat dari satu gunung ke gunung lainnya, bahkan ada yang menyebutkan bahwa tapak kaki kanannya berada di Gunung Geulis.

Namun, penjelasan yang masuk akal baru-baru ini diberikan oleh K.H. Djalaluddin Isaputra, seorang tokoh masyarakat setempat. Menurutnya, Sanghyang Tapak merupakan tapak kaki dari Resi Pananggel alias Pangeran Laganastasoma, salah satu keturunan raja-raja Jampang Manggung. Kerajaan ini didirikan oleh Prabu Kujang Pilawa pada tahun 330 Saka atau sekitar tahun 406-407 Masehi. Dengan demikian, keberadaan Kerajaan Jampang Manggung ternyata jauh mendahului berdirinya Kabupaten pada tahun 1677.

Namun, jika kita merujuk pada catatan sejarah resmi mengenai Kota , nama Jampang Manggung tidak pernah disebutkan. Bahkan, dalam Sajarah Sareng Raden Jayasasana Dalem Cukundul karya Bayu Surianingrat, dikatakan bahwa pada saat Dalem Cikundul datang ke , daerah tersebut belum diatur oleh suatu pemerintahan resmi dan masih berupa hutan rimba yang hanya dihuni oleh sekelompok jawara. Pertanyaannya, dari mana asal mula nama Jampang Manggung?

Seorang pegiat sejarah bernama Luki Muharam mengungkapkan bahwa informasi-informasi mengenai Kerajaan Jampang Manggung didapatkannya dari Wawacan Jampang Manggung, sebuah kitab kuno yang saat ini berada di tangan Ustadz Jalal dan diwariskan secara turun-temurun oleh karuhun (leluhur). Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa ketika Raden Jayasana datang ke daerah yang sekarang disebut , sebenarnya sudah ada sebuah pemerintahan yang telah berdiri selama ratusan tahun, yaitu Kerajaan Jampang Manggung. Hal ini juga diperkuat dengan fakta bahwa pada saat kedatangan Raden Jayasana, Kerajaan Jampang Manggung sedang dipimpin oleh Prabu Laksajaya, sementara pemerintahan dijalankan oleh wakilnya, Patih Hibar Palimping. Masyarakat Jampang Manggung pada saat itu telah menganut agama Islam dan mata pencahariannya sebagian besar adalah sebagai petani.

Ketika Patih Hibar memutuskan untuk menjadikan dirinya seorang ulama, ia menikahkan putrinya, Dewi Amitri, dengan Raden Jayasana. Hal ini terjadi karena Patih Hibar terkesan dengan kedalaman ilmu agama Islam yang dimiliki oleh Raden Jayasana dan keahliannya dalam mengembangkan ilmu pertanian baru yang disebut “huma banjir” (penanaman padi khas Mataram yang menggunakan air). Setelah menerima kekuasaan dari Patih Hibar, Raden Jayasana memindahkan pusat pemerintahan dari Gunung Mananggel ke kawasan yang saat ini dikenal sebagai Cibalagung. Dia juga mengubah nama daerah tersebut menjadi Kadaleman Cikundul, yang kemudian menjadi cikal bakal Kabupaten .

Meskipun ada beberapa informasi mengenai Kerajaan Jampang Manggung yang ditemukan dalam legenda dan kitab kuno, penelitian lebih lanjut dari para sejarawan dan arkeolog masih diperlukan untuk mengungkap sejarah sebenarnya tentang kerajaan ini. Selain Sanghyang Tapak, terdapat juga makam-makam kuno di sekitar Gunung Mananggel yang menunjukkan keberadaan kerajaan tersebut. Dengan eksplorasi lebih lanjut, semoga kita dapat menggali lebih dalam tentang Kerajaan Jampang Manggung dan mengungkap semua misteri yang menyertainya.

Dalam mengakhiri artikel ini, kita disadarkan bahwa sejarah merupakan sebuah teka-teki yang tidak selalu mudah dipecahkan. Namun, dengan semangat penelitian dan eksplorasi, kita dapat memahami dan menghormati warisan budaya yang telah ada sebelum kita. Kerajaan Jampang Manggung menjadi salah satu bagian dari warisan sejarah Cianjur yang masih menunggu untuk diungkap, dan semoga suatu hari nanti kita dapat mengenalnya dengan lebih baik.

Leave A Reply

Your email address will not be published.