Cianjur Project Strategi Untuk Mengatasi Inflasi Pangan

CIANJUR – Terkait dengan informasi terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, terungkap bahwa tingkat inflasi gabungan di 7 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Barat mencapai 2,4% (yoy). Angka ini berada di kisaran yang jauh lebih rendah dibandingkan inflasi pada tahun 2022 yang mencapai 6,04% (yoy), serta berada di bawah angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,61% (yoy).

Melihat dari komponen disagregasi, inflasi pada sektor pangan masih menjadi perhatian serius dengan tingkat kenaikan yang mencapai lebih dari 5%. Kabar ini memicu kewaspadaan, terutama mengingat beberapa komoditas pangan seperti cabai, bawang putih, dan beras menjadi penyumbang utama inflasi, dengan andil yang signifikan pada bulan Desember 2023.

Baca Juga:

 Tragedi Kebakaran Di Cianjur Bupati Tinjau Lokasi

Beras, sebagai salah satu komoditas kunci, menjadi pendorong utama inflasi di tahun 2023. Permasalahan utamanya terletak pada penurunan hasil panen dan biaya produksi yang terus meningkat.

Situasi ini terjadi terutama di wilayah Cianjur, Jawa Barat, yang merupakan salah satu produsen terbesar di area tersebut. Namun, tantangan yang dihadapi oleh para petani di Cianjur adalah penggunaan teknologi yang masih bersifat konvensional, menyebabkan potensi panen belum dapat terealisasi secara optimal.

Baca Juga: 

Fakta Gunung Padang Cianjur, Situs Megalitikum Berusia 16.000 Tahun 

Mengantisipasi hal ini, HLM TPID – TP2DD mengambil langkah proaktif dengan menginisiasi program yang diberi nama “Cianjur Project.” Program ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung pengendalian inflasi pangan,  tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan perekonomian melalui optimalisasi ekosistem ekonomi syariah, terutama di pondok pesantren, dan perluasan digitalisasi di wilayah Cianjur.

Pusat pelaksanaan program ini berada di Pendopo Kabupaten Cianjur, dan “Cianjur Project” diimplementasikan melalui pembentukan Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi (PANGSI).

Langkah ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan pengembangan ekosistem serupa di wilayah Sukabumi pada tahun 2023. Program ini diharapkan dapat membawa dampak positif dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi tingkat inflasi pangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Cianjur.