Hadapi DBD, Dinkes Cianjur Perkuat Upaya Penanganan
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Cianjur. Data terbaru yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur mencatat bahwa sepanjang tahun ini, telah terjadi 88 kasus DBD, dengan empat di antaranya berakhir dengan kematian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cianjur, dr. Frida Laila Yahya, mengungkapkan bahwa keempat kasus kematian yang terjadi selama setahun terakhir semuanya menimpa anak-anak. Hal ini memberikan keprihatinan lebih terhadap upaya pencegahan dan penanganan DBD di wilayah ini.
“Sudah empat orang meninggal akibat penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Semuanya adalah anak-anak,” ungkap dr. Frida Laila Yahya pada Kamis (23/11/2023).
Dinkes Cianjur tidak tinggal diam menghadapi ancaman DBD ini. Upaya penanganan telah dilakukan dengan intensitas tinggi, termasuk tindakan fogging dan edukasi kepada masyarakat sekitar. Selain itu, sosialisasi tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menjadi fokus utama untuk memitigasi penyebaran penyakit ini.
“Kami terus melakukan fogging dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sangat diperlukan,” tambah dr. Frida.
Selain itu, Dinkes Cianjur juga menekankan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, seperti menimbun barang bekas yang tidak terpakai, menghilangkan genangan air, dan melakukan langkah-langkah preventif lainnya.
Dengan kasus DBD yang masih menjadi ancaman serius di Kabupaten Cianjur, kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah preventif menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Dinkes Cianjur berharap melalui upaya bersama, angka kasus DBD dapat ditekan dan kesehatan masyarakat tetap terjaga.