Mengenal Cianjur dari Berbagai Sudut
Header Banner

Wuduk Gengster Cianjur, Kuliner Legendaris Harga Murah

0

Kabupaten , Jawa Barat, adalah tempat di mana generasi milenial menemukan tempat makan unik yang tak hanya lezat tetapi juga punya sejarah menarik. Salah satu tempat yang menjadi sorotan adalah Wuduk Gengster ,  sebuah nama yang mungkin terdengar menyeramkan, tetapi jangan biarkan nama itu menipu Anda.

Wuduk Gengster: Nama yang Memiliki Sejarah

Anda bisa menemukan ‘Wuduk Gengster’ di Jalan Suroso, atau lebih tepatnya di Gedung Dewan Kesenian yang berseberangan dengan Alun-Alun . Tempat makan ini telah menjadi ikon bagi kaum muda , yang dengan penuh kekaguman dan kekonyolan, menyebutnya dengan julukan ‘Wuduk Gengster’. Tapi, mengapa julukan ini?

Tempat ini telah ada sejak 1996 dan dimiliki oleh seorang pria bernama Maman, yang kini berusia 59 tahun. Ia dikenal karena menjual hidangan khas nasi wuduk (nasi kuning) dengan berbagai macam lauk. Dalam daftar menu, Anda akan menemukan ayam sayur, jeroan, telur sayur, dadar, tahu sayur, dan gorengan. Jadi, mengapa julukan ‘Wuduk Gengster’ muncul?

Menurut Maman sendiri, julukan ini muncul karena dulunya banyak anggota gengster yang sering mampir ke tempat makan ini untuk menikmati nasi wuduk ala Maman. Meskipun mungkin terdengar menyeramkan, rasanya sama sekali tidak seperti julukannya. Nasi wuduk ala Maman memiliki cita rasa yang gurih, dan saat disantap dengan beragam lauk pauk ala masakan rumahan, menjadikannya sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Harga Terjangkau yang Memikat Hati Pelanggan

Salah satu hal yang membuat ‘Wuduk Gengster’ begitu diminati adalah harganya yang sangat terjangkau. Tempat makan ini buka dari pukul 9.30 pagi hingga 2.00 siang, dan dengan hanya Rp 3.000, Anda bisa menikmati satu paket makanan lengkap yang terdiri dari nasi wuduk (nasi kuning), gorengan, dua potong pindang, dan tahu sayur. Jika Anda ingin menu yang lebih berlimpah, seperti ayam sayur, itu pun hanya seharga Rp 12 ribu. Harga yang ramah di kantong membuat tempat makan ini selalu penuh dengan pelanggan dari berbagai kalangan, mulai dari orang tua hingga anak-anak muda (ABG).

Filosofi Hidup ‘Wuduk Gengster’

Maman memulai usahanya dengan hanya mengolah dua liter beras menjadi nasi wuduk. Namun, seiring berjalannya waktu, dia berhasil membangun reputasi tempat makan ini sebagai destinasi kuliner yang terjangkau. Saat ini, ia harus mengolah lebih dari 20 kilogram beras setiap harinya untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat.

Maman menjalankan usahanya dengan filosofi yang sederhana namun kuat: “Bapak mah yang penting orang bisa tetap makan, urusan untung mah yang penting cukup untuk sehari-hari.” Dia juga menekankan pentingnya menjaga tradisi , di mana warganya dapat menikmati hidangan lezat dengan harga yang terjangkau. Dengan demikian, ‘Wuduk Gengster’ bukan hanya tempat makan, tetapi juga simbol kearifan lokal yang mengutamakan kesejahteraan masyarakatnya.

Jadi, jika Anda berkunjung ke , jangan lupa mencicipi sensasi nasi wuduk gengster yang unik ini. Rasanya yang gurih dan harga yang ramah di kantong akan membuat Anda merasa puas dan mengingat pengalaman kuliner yang tak terlupakan ini. Selamat menikmati!

Leave A Reply

Your email address will not be published.