Mitos dan Keunikan Kawanan Monyet di Jembatan Citarum Lama
Di tengah hiruk-pikuk Cianjur, ada sebuah tempat yang menjadi rumah bagi kawanan monyet liar yang memiliki mitos tersendiri. Jembatan Citarum Lama, selain menjadi tempat nongkrong kawula muda, juga menjadi destinasi wisata murah-meriah bagi keluarga. Mitos seputar kawanan monyet di Jembatan Citarum Lama telah mengundang rasa penasaran dan kekaguman wisatawan dari berbagai penjuru.
Wisata Murah-Meriah di Jembatan Citarum Lama
Jembatan Citarum Lama, yang dulunya hanya dikenal sebagai sebuah jembatan biasa, kini telah berubah menjadi daya tarik wisata yang menyenangkan. Kenapa begitu? Kuncinya terletak pada kawanan monyet liar yang mendiami daerah tersebut. Monyet-monyet ini sudah akrab dengan kehadiran manusia dan bahkan tergolong jinak, sehingga mereka menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung yang ingin berinteraksi dengan fauna eksotis.
Tak hanya sebagai objek wisata, para pengunjung pun diberi kesempatan untuk memberi makan monyet-mon yet ini. Menyaksikan monyet-monyet lucu bermain dan menikmati camilan yang diberikan oleh pengunjung adalah pengalaman yang sulit dilupakan, terutama bagi anak-anak. Wisata murah-meriah ini telah menjadi daya tarik tersendiri, yang membuat Jembatan Citarum Lama selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai kalangan.
Mitos dan Larangan Membawa Monyet Pulang
Namun, di balik keseruan wisata murah meriah tersebut, terdapat mitos yang turun-temurun beredar di kalangan warga setempat. Mitos ini berkaitan erat dengan larangan membawa monyet atau anak monyet dari kawasan Jembatan Citarum Lama. Konon, siapapun yang nekat membawa pulang anak monyet dari tempat tersebut akan mengundang malapetaka.
Pardi, pemilik sebuah warung di kawasan tersebut, menceritakan cerita mengerikan yang terjadi pada seseorang yang mencoba membawa anak monyet pulang. “Pernah kejadian ada yang bawa pulang anak monyet di sana, kemudian malamnya rumah orang yang menculik anak monyet itu dikepung kawanan monyet. Tapi pagi harinya tidak ada kawanan monyet itu,” katanya.
Setelah beberapa hari diteror oleh monyet-monyet tersebut, orang yang menculik anak monyet akhirnya mengembalikannya pada kawanan di Jembatan Citarum Lama. “Setelah mengembalikan anak monyetnya, teror itu menghilang,” kata Pardi.
Karena kepercayaan dan cerita seram yang telah beredar di masyarakat, hampir tidak ada seorang pun yang berani menculik atau membawa pulang monyet dari sana. Mitos ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan kehidupan sehari-hari penduduk sekitar Jembatan Citarum Lama.
Keunikan Jumlah Monyet yang Tetap
Selain mitos yang melekat pada tempat ini, Jembatan Citarum Lama juga memiliki keunikan lain yang menarik. Jumlah monyet yang mendiami kawasan tersebut selalu konstan, sekitar 70 ekor. Jumlah ini tidak pernah bertambah, meskipun ada monyet yang mati atau pergi jika ada anak monyet yang lahir.
Pardi menjelaskan, “Jumlahnya selalu 70 ekor monyet. Kadang ada yang mati saat anak monyet lahir. Ada juga yang pergi dari kawanannya. Sehingga jumlahnya tidak pernah lebih dari 70 ekor. Itu jadi salah satu keunikan juga.”
Jembatan Citarum Lama tidak hanya menawarkan keunikan alam yang memikat, tetapi juga mitos dan cerita misterius yang mengelilinginya. Ini menjadi salah satu cerminan kaya akan budaya dan tradisi yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Dengan mitosnya yang unik dan kawanan monyet yang selalu konstan dalam jumlahnya, tempat ini tetap memikat hati para pengunjung, membuat mereka ingin kembali lagi dan lagi untuk merasakan pesona yang tak terlupakan.