Kerajinan Tangan Melalui Lampu Gentur Khas Kota Cianjur
CIANJUR – Lampu Gentur, kerajinan tangan yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat, bukan hanya sekadar sumber cahaya. Dengan desain yang menawan dan ragam motif serta warna yang beragam, lampu ini membawa serta nilai budaya dan warisan yang mendalam.
Sejarah Lampu Gentur
Kerajinan tangan Lampu Gentur memiliki akar sejarah yang kuat di Kampung Gentur, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Kampung ini terkenal tidak hanya karena keindahan alamnya yang mempesona tetapi juga karena kekayaan tradisi dan sejarahnya. Di tengah-tengah kampung ini, terdapat sebuah pesantren yang didirikan oleh KH. Ahmad Syathibi Al-Qonturi, yang lebih dikenal dengan sebutan Mama Gentur. Mama Gentur adalah seorang ulama yang dihormati dan dicintai, yang mendirikan pesantren untuk membimbing para santri dalam mempelajari agama Islam.
Baca Juga:
3 Pantai Terindah di Cianjur, Keindahan yang Menakjubkan dan Selalu Ramai Saat Liburan
Pada zaman dahulu, Lampu Gentur itu berawal dari lampu cempor, yang digunakan oleh para santri untuk menerangi perjalanan mereka ketika pulang dari mengaji di malam hari. Sebelum listrik tersebar luas, lampu cempor adalah satu-satunya sumber penerangan yang ada. Lampu ini dibuat dengan menggunakan kaleng susu bekas yang dilengkapi dengan kaca di sisi-sisinya agar api di dalamnya tetap terjaga dan tidak tertiup angin. Minyak tanah dengan sumbu menjadi bahan bakar utama untuk lampu cempor ini.
Evolusi Lampu Gentur
Dengan berjalannya waktu, lampu cempor yang sederhana ini mengalami transformasi menjadi lampu hias yang lebih artistik dan berwarna. Salah satu tokoh penting dalam evolusi ini adalah Enang, seorang perajin berbakat dari Cianjur. Terinspirasi oleh desain lampu Maroko yang terkenal di Timur Tengah, Enang mengembangkan lampu Gentur dengan menambahkan elemen estetika yang lebih modern. Ia menciptakan kerangka lampu dari besi atau kuningan dan menambahkan kaca berwarna-warni di dalamnya, memberikan tampilan yang lebih berwarna dan menarik.
Motif yang dihasilkan dari proses ini sangat bervariasi, mencakup desain storloop, Minangkabau, bunga, geometris, dan lain-lain. Lampu Gentur yang baru ini segera menarik perhatian berbagai kalangan dan menjadi populer sebagai oleh-oleh atau souvenir, terutama di kalangan santri yang membawa pulang lampu ini ke kampung halaman mereka. Selain itu, peziarah yang datang ke makam Mama Gentur juga sering membeli Lampu Gentur sebagai kenang-kenangan dari kunjungan mereka.
Baca Juga:
Identitas Desain Lampu Gentur
Lampu Gentur memiliki identitas desain yang khas yang membedakannya dari lampu hias lainnya. Identitas ini dapat dilihat dari beberapa aspek utama:
- Bentuk: Bentuk lampu Gentur sering kali geometris, simetris, dan harmonis. Desain ini mencerminkan keseimbangan dan keselarasan, terinspirasi dari bentuk awal lampu cempor yang menggunakan kaleng susu bekas. Bentuk lampu Gentur yang teratur dan estetis tidak hanya memiliki fungsi praktis tetapi juga daya tarik visual yang kuat.
- Warna: Lampu Gentur dikenal dengan penggunaan warna-warna cerah dan kontras yang menciptakan efek visual yang menarik. Warna-warna ini dipilih untuk melambangkan kegembiraan, keberagaman budaya, dan kreativitas perajin. Palet warna yang bervariasi menjadikan setiap lampu Gentur unik dan mencerminkan selera artistik dari pembuatnya.
- Motif: Motif pada Lampu Gentur sangat bervariasi dan unik. Teknik memotong kaca berwarna-warni digunakan untuk menciptakan pola-pola yang bisa bersifat abstrak maupun figuratif. Motif-motif seperti bunga, daun, binatang, atau simbol-simbol budaya memberikan dimensi artistik dan nilai budaya tambahan pada setiap lampu.
- Fungsi: Selain sebagai sumber penerangan, Lampu Gentur juga berfungsi sebagai elemen dekoratif yang mempercantik ruang. Lampu ini memberikan cahaya hangat dan nyaman serta dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti hiasan dinding, hiasan meja, atau bahkan tempat menyimpan seserahan dalam pernikahan.