Profil Band Killa The Phia Asal Aceh Sampai Manggung Di Jerman
CIANJUR – Killa The Phia adalah grup band metalcore yang lahir di Banda Aceh pada 8 Agustus 2008. Sejak awal kemunculannya, band ini telah mencuri perhatian dengan gaya musik metal yang agresif dan inovatif.
Terinspirasi oleh nama-nama besar dalam dunia metal seperti Lamb of God, Chimaira, As I Lay Dying, Burgerkill, dan Pantera, Killa The Phia menggabungkan kekuatan metalcore dengan lirik yang mendalam tentang tema religius dan karakter manusia. Keberhasilan mereka dalam menciptakan musik yang mengesankan dan orisinal telah membuktikan posisi mereka sebagai salah satu band metalcore terkemuka di Indonesia, dengan pencapaian terbaru mereka tampil di festival musik metal terbesar di dunia, Wacken Open Air Festival di Jerman.
Baca Juga:
Band ini memulai perjalanan musik mereka dengan merilis beberapa single awal, termasuk “Life For Nothing,” “The Death of Messiah,” dan “Hitam.” Pada tahun 2015, mereka meluncurkan album perdana mereka yang bertajuk “Now The Time”. Album ini menandai debut mereka di industri musik dengan koleksi lagu-lagu metalcore yang kuat dan penuh energi.
Album kedua mereka, “The Last Apparel” yang dirilis pada 2019, menunjukkan kematangan dan kompleksitas musik mereka. Album ini menampilkan evolusi musik Killa The Phia dengan aransemen yang lebih kaya dan mendalam. Selain album dan single, band ini juga merilis beberapa video musik resmi yang mendukung lagu-lagu dari album pertama mereka, menambah dimensi visual pada karya-karya mereka.
Killa The Phia telah aktif berpartisipasi dalam berbagai acara musik baik di dalam maupun di luar Banda Aceh. Mereka tampil dalam event-event besar seperti Sonicfair di Medan pada 2015, Medan Northblas pada 2016, dan Hellprint Festival di Bandung pada awal 2017. Salah satu pencapaian penting mereka adalah meraih posisi tiga besar dalam ajang bergengsi Rockin Battle 2017, yang disponsori oleh Supermusic ID. Event ini menampilkan juri-juri berpengalaman seperti Stevie Item (Deadsquad), Ian Antono (Godbless), Stephan Santoso (Musikimia), dan Iman (J-Rocks).
Di akhir tahun 2017, Killa The Phia mendapatkan kehormatan untuk tampil dalam line-up pembuka festival Dream Theater di Jogjakarta. Penampilan ini mencerminkan pengakuan besar terhadap kualitas dan inovasi musik mereka.
Pencapaian terbaru Killa The Phia adalah tampil di Wacken Open Air Festival, festival metal terbesar di dunia, yang berlangsung dari 31 Juli hingga 3 Agustus 2024 di Jerman. Band ini terpilih untuk mewakili Indonesia setelah memenangkan kompetisi Wacken Metal Battle Indonesia 2024 yang diselenggarakan di Bandung pada 16 Mei 2024. Dalam penampilan mereka di Wacken, Killa The Phia akan membawakan tiga lagu utama: “Revenge of The Hypocrite,” “Like Fire Burn,” dan “TDOM.”
Penampilan mereka di festival ini akan menampilkan paduan aransemen metalcore dengan musik etnik Aceh, khususnya rapa’i, alat musik pukul tradisional Aceh. Konsep ini menawarkan perpaduan unik antara 80 persen metalcore dan 20 persen musik etnik, memberikan pengalaman musik yang menarik di hadapan penonton yang diperkirakan mencapai 85 ribu orang.
Kehadiran Killa The Phia di Wacken Open Air Festival menambah daftar panjang band metal Indonesia yang pernah tampil di panggung internasional, termasuk Burgerkill, Beside, Jasad, Down For Life, Taring, Voice of Baceprot, dan Ludicia. Band ini juga memiliki pengikut setia di Aceh yang dikenal dengan nama Syara Killa, yang tersebar di berbagai kota di provinsi tersebut.
Nama “Killa The Phia” terinspirasi dari Philadelphia, kota besar di Pennsylvania, Amerika Serikat, yang mencerminkan aspirasi mereka untuk mencapai kesuksesan global. Band ini dibentuk saat anggota-anggotanya masih duduk di bangku SMA, bersatu karena minat bersama terhadap musik metal.
Diskografi
Album Studio:
Now The Time (2015)
The Last Apparel (2019)
Single & Lagu Populer:
T.D.O.M
The Last Apparel
Revenge of The Hypocrite
Anggota:
Madon (vokal)
Reza (gitar)
Aan (gitar)
Sinjo (bass)
Dian (drum)
Baca Juga:
Killa The Phia telah menunjukkan dedikasi dan inovasi yang luar biasa dalam genre metalcore, dengan berhasil menggabungkan elemen musik tradisional Aceh dengan kekuatan metalcore. Pencapaian terbaru mereka di Wacken Open Air Festival bukan hanya mengukir nama mereka di panggung internasional tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Aceh kepada dunia. Dalam 16 tahun eksistensinya, Killa The Phia terus memperkaya dunia musik dengan karya-karya mereka, membuktikan diri sebagai salah satu band metalcore terdepan dari Aceh.