Menelusuri Monumen Unik Kabupaten Cianjur, Mengenal Tugu Bubur hingga Tauco
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terkenal dengan keunikan tugu-tugu yang menghiasi persimpangan jalur utama di wilayahnya. Berbeda dari tugu-tugu konvensional, beberapa di antaranya dirancang sebagai monumen makanan yang menjadi ikon tersendiri bagi Cianjur.
Salah satu yang paling mencolok adalah Tugu Mangkok Bubur yang berdiri megah di Puncak Cipanas. Dengan tinggi sekitar 3 meter, tugu ini membanggakan monumen mangkok berisi bubur khas Cianjur, diletakkan dengan posisi miring seolah-olah akan tumpah. Warga setempat kerap merujuknya sebagai “Tugu Bubur Bahe”.
Tidak kalah menariknya adalah Tugu Tauco yang berdiri di persimpangan Jalan Dr Muwardi dan Jalan HOS Cokroaminoto. Tauco, sebagai bahan makanan khas Cianjur dari olahan biji kedelai, diwakili dalam bentuk tugu dengan patung botol yang sedang menuangkan isinya. Tugu ini bukan hanya menjadi landmark, tetapi juga titik pertemuan penting bagi masyarakat Cianjur.
Sementara itu, Tugu Pandanwangi menjadi perwakilan dari beras Pandangwangi, produk unggulan pertanian Cianjur. Terletak di persimpangan Jalan KH Abdullah bin Nuh dan Jalan Raya Sukabumi, tugu ini meskipun tidak besar, namun memiliki makna yang mendalam bagi pengenalannya terhadap hasil bumi Cianjur.
Tidak hanya makanan, Kabupaten Cianjur juga membanggakan Tugu Kereta Api yang terletak di persimpangan Jalan Amalia Rubini dan Jalan Yulius Usman. Tugu ini, yang sering disebut sebagai “Tugu Thomas” oleh warga setempat, menjadi simbol dari sejarah perkeretaapian Indonesia, terutama terkait dengan stasiun Cianjur yang bersejarah.
Dibangun dengan tujuan untuk memperkenalkan kekayaan panganan dan produk khas daerah, tugu-tugu ini tidak hanya mempercantik kota, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya yang patut dijaga dan dipromosikan lebih luas. Melalui kreativitas ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur berhasil menggabungkan nilai-nilai sejarah, budaya, dan kuliner dalam sebuah karya seni arsitektur yang menginspirasi.