Ayam Guling Cianjur, Destinasi Kuliner Favorit Hingga Mancanegara
Bagi pencinta ayam, ada satu hidangan yang tidak boleh dilewatkan, yaitu ayam guling khas Cianjur.
Ayam ini memiliki tampilan yang sangat menggoda dengan bumbu yang meresap hingga ke bagian luar, menarik perhatian siapa saja yang lewat.
Diketahui, ayam guling ini berlokasi di Jalan Prof Mohamad Yamin, Cianjur, dan populer dengan sebutan ayam panggang.
Proses memasaknya dilakukan dengan oven khusus yang dilengkapi kaca di bagian depan, sehingga orang yang melintas dapat melihat ayam yang sedang dipanggang.
Pemandangan lemak yang menetes dari daging ayam saat dipanggang sering kali membuat pejalan kaki atau pengendara tidak bisa mengalihkan pandangan dari mesin pemanggang yang berputar otomatis tersebut.
Harganya pun cukup terjangkau, yaitu Rp60.000 per ekor dengan berat sekitar 1,5 kg. Farid, sang penjual, menjelaskan bahwa proses pemanggangan memakan waktu sekitar dua jam.
BACA JUGA: 3 Rekomendasi Kuliner Mie Instagramable di Cianjur yang Wajib Dicoba
Oven yang digunakan pun merupakan hasil karya sendiri, dirancang menyerupai etalase kaca untuk menarik perhatian orang yang lewat.
Daging ayam yang dibumbui rempah-rempah lembut ini menjadi favorit banyak orang, terutama bagi mereka yang gemar menyantap daging ayam.
Sebagian besar pembeli ayam guling ini adalah warga lokal Cianjur, namun tak sedikit pula warga Timur Tengah yang tertarik untuk mencicipi kelezatan ayam panggang ini.
BACA JUGA: 3 Kelezatan Kuliner Legendaris Cianjur yang Masih Eksis Sejak 1950 Hingga Kini
Selain ayam panggang, Farid juga menyediakan nasi kebuli, yang menambah daya tarik warungnya.
Popularitas ayam guling ini terbukti dari jumlah penjualan yang bisa mencapai 30 ekor ayam per hari, dan bahkan meningkat hingga 40 ekor saat akhir pekan.
Farid sangat bersyukur atas sambutan positif dari para pelanggannya dan berharap bisa memperluas usahanya dengan membuka cabang di lokasi lain di masa depan.
BACA JUGA: 3 Wisata Kuliner Kekinian di Cianjur yang Instagramable dan Wajib Dikunjungi